Jakarta (PARADE.ID)- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Prof Jimly Asshiddiqie menyatakan bahwa kemenangan Joe Biden sebagai antitesis terhadap meluasnya praktik politik identitas, konflik rasial, dan bahkan kebencian antaragama di dunia.
“Joe Biden pnganut Katolik ke2 stlah Kennedy trpilih jd Pres AS, negara dg penduduk Protestan trbesar di dunia. Kemala Harris prempuan &wrga kulit hitam prtama trpilih jd Wapres,” katanya, Ahad (8/11/2020), di akun Twitter-nya.
Salah satu warganet mengomentari cuitan Jimly dengan mengatakan bahwa, “Agama seharusnya dipisahkan dari politik. Biar gak ribet dan bertabrakan dengan undang-undang negara.” (@si_maniessekali)
Namun menurut Jimly, hal itu tidak perlu dipisah. Cukup dibedakan dan jangan dicampur aduk.
Pasalnya, kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu, pemisahan atau sekularisme sudah banyak ditolak dan sekarang sudah berubah. Paling, lanjut dia, ekstrim jadi komunis atau ekstrim seperti Prancis dan Turki Attaturk.
“Ada yg mderat spt AS. Tp s/d kini msih bnyk agama negara Yahudi, Katolik, Ortodox, Islam dll. Tp RI yg pokok Tuhan YME.”
Biden memenangi Pilpres di AS. Mendapatkan suara elektoral sebanyak 290. Sedangkan petahana, Trump, hanya mendapatkan suara elektoral sebanyak 214.
(Robi/PARADE.ID)