Jakarta (PARADE.ID)- Mantan Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan bahwa makin lama seseorang dalam kekuasaan makin besar godaan untuk menikmati feodalisme. Bahkan kata dia, dorongan keluarga dan ambisi pribadi juga menguatkan kehidupan feodalisme.
“Pd titik tertentu suasana feodal akan memunculkan logika untuk berkuasa selamanya, jika perlu turun temurun sekian generasi,” demikian cuitannya, baru-baru ini.
Hal itu, jika ada dalam diri, maka akan ada 1001 alasan untuk membenarkan kelanggengan petahana bahkan kekuasaan dinasti. Logika paling umum adalah “demi maslahat bersama” plus “tidak ada yang lebih baik daripada petahana”.
Semua itu menurutnya hanya bungkus dari logika kepentingan kekuasaan petahana dan kroni. Namun dengan cara itu demokrasi bisa mati.
Sang demokrat tulen pun dinilai tidak pernah ada. Dia sejatinya berjalin-kelindan dengan feodalisme, denhan ragam gradasinya. Dari yang tidak terasa sampai dengan yang mencolok mata.
“Apalagi dlm masyarakat yg kuat sistem patron-kliennya sprt Indonesia. Tak heran ada pejuang demokrasi yg justru menikmati feodalisme.”
Sekalipun suatu kekuasaan didapat secara demokratis tapi menurutnya kekuasaan selalu mengundang “semut” dengan beragam karakternya.
“Ada yg baik2 saja, tp banyak jg penjilat n ABS. Di situlah scr perlahan suasana feodal tumbuh. Ini menggoda penguasa demokratis (n populis?) untuk menikmati feodalisme.”
(Rgs/PARADE.ID)