Jakarta (PARADE.ID)- Di era digitalisasi saat ini, pengamat politik Haris Rusly memberitahukan kepada masyarakat untuk bisa memanfaatkanya untuk “memata-matai” dan membongkar laku pejabat yang dinilai tidak semestinya.
“Sobat, di era saat ini, bukan hanya pemegang otoritas, pemerintah & penegak hukum yg dapat intai aktivitas sosial politik masyarakat sipil. Di Indonesia yg tak punya sistem benteng digital, masyarakat dapat gunakan teknologi cyber untuk memata-matai & bongkar kejahatan pejabat,” kata dia, Senin (26/10/2020), di akun Twitter-nya.
Bisa dijadikan seperti gerakan. Gerakan, yang menurutnya kini tengah menjadi trend international di era sekarang: gerakan rakyat yang berakar di awan (cloud), salah satunya melalui Social Media Movement (SOMO) dan Open Source Movement (OSMO).
“Pengorganisasian tak lagi berbasis di darat seperti ajaran teori revolusi, baik di kiri maupun di kanan.”
Ia mengajak agar masyarakat mencermatinya (keadaan). Memanfaatkannya untuk alasan sebagaimana di atas.
“Sobat, cermati keadaan, di era revolusi digital, sangat sulit adanya kudeta militer, yg butuhkan operasi intelijen sebagai panglima, tak tampak jejak & rantainya. Operasi intelijen pasti konspiratif, sementara konspirasi pembunuhan jurnalis Kasogi yg sangat rapi saja terbongkar.”
(Robi/PARADE.ID)