Kamis, Desember 25, 2025
  • Info Iklan
Parade.id
  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya
Parade.id
Home Nasional

Moderasi Berdasarkan Pancasila Diperlukan Hadapi Perbedaan Pandangan

redaksi by redaksi
2020-07-06
in Nasional, Politik
0
Moderasi Berdasarkan Pancasila Diperlukan Hadapi Perbedaan Pandangan
0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta (PARADE.ID)- Direktur Eksekutif Inisiatif Moderasi Indonesia (InMind) Institute, Yon Machmudi, mengatakan, moderasi yang berdasarkan Pancasila akan terus diperlukan oleh bangsa Indonesia agar mampu bertahan dalam berbagai macam perbedaan.

“Dengan bersikap moderat, masyarakat Indonesia akan terbiasa menghadapi perbedaan pandangan politik. Berbeda itu biasa tetapi tidak mengorbankan prinsip. Moderasi berarti membuka dialog dan bersikap terbuka tetapi bukan berarti tidak memiliki prinsip. Moderasi merupakan sikap tidak kaku ketika berbeda bukan berarti tidak bisa menjadi teman atau sahabat,” katanya, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.

Related posts

Persada 212 Lepas Tim Reaksi untuk Pemulihan Air Bersih di Aceh Tamiang

Persada 212 Lepas Tim Reaksi untuk Pemulihan Air Bersih di Aceh Tamiang

2025-12-24
BMI Sebut Aksi Anarkis Mahasiswa Papua di Makassar Terpaksa Dibubarkan karena Ini

Ketua KKSS Papua Barat Dipertanyakan Nasionalismenya oleh Ketua BMI

2025-12-23

Dalam Kajian Inisiatif Moderasi Indonesia (InMind) Institute mengenai moderasi di Indonesia yang diselenggarakan melalui Google Meet pada akhir pekan lalu itu, dia lebih jauh menjelaskan bahwa bangsa Indonesia saat ini perlu mewarisi konsensus (moderasi) para pendiri bangsa.

“Kesepakatan berupa Pancasila itu yang kita warisi bukan malah melanggengkan konflik. Sekarang ini ada kelompok yang mau menegakkan agama tetapi tidak menginginkan Pancasila dan ada juga kelompok yang seakan mau menegakkan Pancasila namun tidak menginginkan agama. Ini yang harus kita waspadai,” katanya.

Kajian InMind Institute tentang Moderasi itu turut menghadirkan Pembina InMind Institute, Tommy Christomy, Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, Firman Noor, dan Ketua Departemen Studi Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Abdurakhman. Kajian berbentuk diskusi ini dimoderatori Direktur Kajian dan Pelatihan InMind Institute, Hardianto W Priohutomo.

Christomy yang juga dosen linguistik di UI mengungkapkan bahwa gagasan moderasi masih belum banyak dibahas dan diterapkan di Indonesia walaupun moderasi sebenarnya dapat menjadi gagasan solutif dalam aspek politik, agama, dan budaya.

“Kalau kita lihat di literatur maka istilah moderasi ini muncul karena ada kecenderungan radikalisme atau terorisme. Kalau dalam konteks politik, moderat itu diposisikan tidak kiri maupun tidak kanan. Dalam konteks agama, moderat diposisikan tidak konservatif maupun tidak liberal. Tempat untuk membahas moderasi ini sangat beragam. Ada di level politik, level teologis, level kultural,” kata dia.

Pada kajian ini terungkap bahwa tantangan utama gerakan moderasi adalah adanya para buzzer, penggiring opini di media sosial yang menggunakan hinaan terhadap pihak lain.

“Saat ini demokrasi agak ilusif sehingga dimanfaatkan oleh para buzzer untuk mengkristallkan lawan agar mereka bisa mendemonisasi pihak tertentu agar para buzzerbisa mendapatkan profit,” kata Noor.

Ia mengajak masyarakat untuk tidak menmandang diri dan orang lain dalam pelabelan atau labelling yang kerap digunakan para buzzerdi media sosial, di antaranya kampret, cebong, kadal gurun, kodok gurun, dan sebagainya.

“Jangan terjebak dalam pemaknaan atau labellingyang sejalan dengan apa yang dikembangkan buzzer karena saat ini mulai berkembang cara berpikir yang merasa benar sendiri, tidak hanya di kalangan antipemerintah tetapi juga ada di kalangan propemerintah,” kata dia.

Dalam kesempatan ini Abdurakhman prihatin dengan para pemimpin dan tokoh politik di Indonesia yang menikmati adanya hinaan dan labelling dari para buzzer yang membenturkan rakyat.

“Ada suatu kepentingan juga dari elit menikmati kondisi seperti itu. Saya melihat itu, menurut saya, publik kita belum melek politik. Kadang mereka dimanfaatkan kelompok tertentu, menjadi suatu alat bagi elit tertentu. Pertentangan seperti ini dalam sejarah juga selalu muncul tapi konteks sekarang itu miris sekali karena yang dibenturkan itu rakyat,” ujarnya.

(Antara/PARADE.ID)

Tags: #Nasional#Pancasilapolitik
Previous Post

Corona Melonjak, Perbatasan 2 Negara Bagian Terbesar di Australia Ditutup

Next Post

Europol Ungkap Skandal EncroChat, Sindikat Kriminal Siber Besar di Eropa

Next Post
Europol Ungkap Skandal EncroChat, Sindikat Kriminal Siber Besar di Eropa

Europol Ungkap Skandal EncroChat, Sindikat Kriminal Siber Besar di Eropa

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Persada 212 Lepas Tim Reaksi untuk Pemulihan Air Bersih di Aceh Tamiang

Persada 212 Lepas Tim Reaksi untuk Pemulihan Air Bersih di Aceh Tamiang

2025-12-24
BMI Sebut Aksi Anarkis Mahasiswa Papua di Makassar Terpaksa Dibubarkan karena Ini

Ketua KKSS Papua Barat Dipertanyakan Nasionalismenya oleh Ketua BMI

2025-12-23
Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono: Jangan Sampai Kemlu Jadi “Island of Mediocrity”

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono: Jangan Sampai Kemlu Jadi “Island of Mediocrity”

2025-12-22

Kecelakaan Kerja Fatal di Lingkar Tambang Harita, AP3LT Ungkap Dugaan Kelalaian

2025-12-22
Blogger Terpopuler 2025 Diraih Fathurroji NK

Blogger Terpopuler 2025 Diraih Fathurroji NK

2025-12-21
Tidak Berubahnya Kehidupan Kaum Tani di Mata Ketum GSBI karena Ini

GSBI Sebut PP Pengupahan Baru Langgengkan Politik Upah Murah

2025-12-20

Twitter

Facebook

Instagram

@paradeid

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Berita Populer

  • Kecelakaan Kerja Fatal di Lingkar Tambang Harita, AP3LT Ungkap Dugaan Kelalaian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • GSBI Sebut PP Pengupahan Baru Langgengkan Politik Upah Murah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketua KKSS Papua Barat Dipertanyakan Nasionalismenya oleh Ketua BMI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PT BAT Instrumen Bank Internasional Diduga Beroperasi tanpa Lisensi, CBA Imbau Waspada

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Restrukturisasi Telkom Group Skema Holding Spin-Off Disorot ASPIRASI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tagar

#Anies #ASPEKIndonesia #Buruh #China #Cianjur #Covid19 #Covid_19 #Demokrat #Ekonomi #Hukum #Indonesia #Internasional #Jakarta #Jokowi #Keamanan #Kesehatan #Kolom #KPK #KSPI #Muhammadiyah #MUI #Nasional #Olahraga #Opini #Palestina #Pariwisata #PartaiBuruh #PDIP #Pendidikan #Pertahanan #Pilkada #PKS #Polri #Prabowo #Presiden #Rusia #RUUHIP #Siber #Sosbud #Sosial #Teknologi #TNI #Vaksin dpr politik

Arsip Berita

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kontak
Email: redaksi@parade.id

© 2020 parade.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya

© 2020 parade.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In