Jakarta (PARADE.ID)- Saya mengusulkan, agar negara secara resmi mengirimkan usulan ke komite Nobel di Oslo, bahwa lima pimpinan KPK di Indonesia sekarang menjadi kandidat serius penerima ‘Nobel Perdamaian’ tahun 2021. Wabilkhusus lagi, Ketua KPK, yang jenderal polisi tersebut. Dia pantas sekali dapat Nobel Perdamaian.
Setahun terakhir, lihatlah, prestasi luar biasa yang berhasil ditorehkan oleh Ketua KPK ini. Duluu, KPK itu berhasil menangkapi Ketua DPR, Ketua MK, Ketua partai2, Gubernur, Menteri, disikat semua. Termasuk Menteri2 yang aktif, disikat.
Hari ini, tidak ada lagi. Tangkapannya hanya tersisa staf kampus. Atau level2 kabupatenlah. Itu bagus loh, artinya tidak ada lagi koruptor. Pejabat2 kita sudah jujur semua. Elit parpol sudah suci semua.
Dulu, buronan KPK itu kelas wahid, ada bendum partai penguasa pemerintahan, dll. Hari ini, buronannya hanya sekelas Harun Masiku. Itu tidak penting lagi levelnya, jadi tdk usah dikejar2 seriuslah. Bagus kan? Itu prestasi.
Apa yang berbeda dari KPK dulu sama sekarang? Karyawan, staf, penyidik, jaksanya sih kayaknya tetap sama. Jadi tidak mungkin mereka penyebab perubahan ini. Yang berbeda adalah Ketua KPK-nya. Sejak setahun terakhir Ketua KPK yg berganti. Jadi positif dialah yang memberikan warna perubahan ini.
Saksikanlah, setahun terakhir, prestasi KPK begitu cemerlang dan hebat. Kita telah adem, ayem. Kita telah damai dengan koruptor. Catat kata kuncinya: damai. Ini keren sekali. Maka Ketua KPK jelas sekali berhak mendapatkan Nobel Perdamaian Tahun 2021.
Saya secara terbuka, mengusulkan ini. Pejabat2 di Indonesia itu memang yg terbaik. Negara luar suka ngasih penghargaan ke mereka. Kalau kalian tidak mau, nanti akan sy sempatkan mengirim email ke Komite Nobel Norwegia. Kalau sy sdh tidak ada kerjaan lain.
*Tere Liye, Penulis Novel “Negeri Para Bedebah”