Jakarta (parade.id)- Pria yang beberapa waktu lalu viral karena diduga melakukan pelarangan ibadah kepada jemaat Gereja Kristen Kemah Daud muncul, dan memberi penjelasan terkait tindakannya.
“Bukan membubarkan tetapi mengingatkan mereka: jangan menggunakan gedung itu karena izinnya belum ada,” kata dia, yang diketahui bernama Wawan, dikutip parade.id, baru-baru ini.
Kedatangannya kemarin pun kata dia untuk mengimbau agar tidak menggunakan gedung ini, karena izinnya belum ada, karena sebelum-sebelumnya sudah ada pernyataan yang ditulis tangan oleh pendeta Naik Siregar, dari jemaat yang menamakan dirinya Gereja Kemah Daud.
“Terjadilah surat pernyataan itu pada tanggal 10 Desember 2016, ditulis tangan dan ditandatangani oleh pendeta Naek Siregar. Salah satu poinnya adalah tidak akan menggunakan gedung ini untuk rumah ibadah, kecuali tempat tinggal,” jelasnya.
Kemarin itu ia mengaku mengajak rekan RT dan Linmas, untuk mengingatkan jemaat gereja bahwa belum ada izin. “Jadi bukan saya melarang ibadah. Ibadah hak semua orang, warga negara Indonesia,” tegasnya.
Sebelum itu, tampak dalam video, seorang pria mencoba melarang aktivitas di gereja tersebut, yang akhirnya diketahui sebagai Ketua RT.
Salah satu yang ikut mengunggah soal itu adalah akun @GunRomli atau Guntur Romli. Di awal cuitan, ia menuliskan narasi (seperti yang terdapat dalam video) seorang ibu menangis histeris.
“Ibu ini menangis histeris, krn ibadah hari Minggu di Gereja GPKD Bandar Lampung dihentikan. Pria berkaos biru & bertopi ini gak punya otak & hati, coba kalau muslim lg sholat, lg sujud terus dipaksa berhenti, Pak @jokowi perintah bapak tdk dilaksanan dgn baik di bawah,” demikian cuitannya.
Menurut dia, pria itu Ketua RT 12.
“dia sampe naik pagar & mendobrak pintu unt menghentikan paksa ibadah di Gereja. Pdhal Jemaat GKKD sdah dapat ttd persetujuan warga2 di sana, hanya dia yg gak setuju.”
Selain lewat akun Twitter-nya, Guntur Romli juga membagikan info itu di akun Instagram-nya, @GunRomli. Ia pun menuliskan versi kejadian itu.
(Rob/parade.id)