Jakarta (PARADE.ID)-
Kedutaan Besar China di Jakarta akhirnya bereaksi atas demo di Konawe Sulawesi Tenggara, yang menolak kedatangan pekerja asal negara Tirai Bambu itu. Konselor bidang ekonomi dan perdagangan Kedubes China, Wang Liping mengklaim seluruh tenaga kerja asal Tiongkok yang didatangkan ke Konawe sudah sesuai aturan pemerintah Indonesia. “Perusahaan China secara sungguh-sungguh mematuhi undang-undang dan peraturan yang terkait di Indonesia dan secara aktif melakukan transfer teknologi,” kata konselor bidang ekonomi dan perdagangan Kedubes China, Wang Liping, dalam konferensi pers yang digelar secara daring di Jakarta, Rabu (24/6).
Selain itu, dia menjelaskan bahwa kedatangan pekerja asal Tiongkok ke Konawe, Sulawesi Tenggara telah mendapatkan persetujuan dari pemerintah pusat dan daerah di Indonesia untuk bekerja di sana. Kelompok pekerja itu akan datang secara bertahap. Kelompok yang tiba kali ini, lanjutnya, terutama bekerja di bidang teknik dengan jangka waktu setengah tahun.
Pihak perusahaan pun melakukan pelatihan pekerjaan kepada pekerja Indonesia setiap pekannya, dan secara berkala mengirimkan pekerja Indonesia yang unggul untuk mengikuti kursus pelatihan ke China. Lebih lanjut, Wang Liping mengatakan bahwa penghentian semua penerbangan antara Indonesia dan China, serta penerbitan visa bisnis dan visa kedatangan, pergerakan manusia antara kedua negara telah terhambat.
Faktor kesehatan menjadi salah satu perhatian bagi pihak Tiongkok, dalam memastikan kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah Indonesia dalam mengirim tenaga kerja.“Kelompok pertama tiba di Indonesia didampingi empat staf medis. Sebelum keberangkatan, mereka telah menjalani tes COVID-19 dan mendapat sertifikat kesehatan sesuai protokol kesehatan Indonesia,” ujar Wang.
Seperti diketahui, 156 TKA (tenaga kerja asing) asal China di Bandara Haluoleo Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Selasa (23/6/2020) malam sekitar pukul 20.40 Wita. TKA asal China yang datang tahap pertama itu bertolak dari Bandara Sam Ratulangi Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Berdasarkan pantauan di Bandara Haluoleo, ratusan TKA tersebut keluar dari terminal bandara dengan menggunakan masker sambil memegang koper menuju ke mobil minibus yang telah disediakan.
Ratusan TKA tersebut tidak keluar secara bersamaan. Namun sekali keluar sebanyak enam orang dan dikawal ketat seorang personel polisi. Satu mobil memuat enam orang TKA. Selain itu, tampak pula pengawalan ketat dari pihak TNI dan kepolisian di pintu keluar ruang terminal bandara yang mengarahkan para TKA untuk naik ke mobil.
Kedatangan TKA China disambut demo warga. Aksi unjuk rasa menolak kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) di Sulawesi Tenggara (Sultra), berlangsung hingga Selasa (23/6) malam, diwarnai kerusuhan Massa yang menggelar aksi di simpang empat menuju Bandara Haluoleo di Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan itu, didesak mundur oleh polisi dengan menggunakan water canon dan tembakan gas air mata. Massa menolak membubarkan diri bahkan melemparkan batu dan kayu ke arah pihak kepolisian.
Pihak kepolisian menghimbau massa pengunjuk rasa agar membubarkan diri. Namun imbauan tersebut tidak diindahkan. Bahkan massa aksi melemparkan batu dan kayu ke arah pihak kepolisian. Setelah kurang lebih satu jam didesak mundur oleh pihak kepolisian, massa kemudian membubarkan diri pada pukul 00.50 Wita dini hari, Rabu (24/6/2020).
(teropongsenayan/PARADE.ID)