Jakarta (PARADE.ID)- Ketua Persaudaran Alumni (PA) 212 Slamet Maarif mengatakan bahwa, kalau ada pihak-pihak yang ingin mengganti Pancasila dengan Trisila dan Ekasila maka boleh jadi mereka adalah neo PKI. Maarif meminta pengusulnya/inisiatornyanuntuk dibawa ke jalur hukum.
“Kalau ada partai yang ingin mencoba-coba membangkitkan (komunis) berarti dia neo PKI. Tinggalkan partai yang seperti ini. Kita kumpul di sini supaya RUU itu bisa dibatalkan,” katanya, ketika berorasi, di depan gedung DPR/MPR RI, Senayan, Rabu (24/6/2020).
“Jadi kalau ada yang ingin gantikan Pancasila, biarkan tidak? Jika ada sekelompok orang yang ingin coba-coba ganti Pancasila, diamkan/lawan tidak? Ganti dengan Trisila, diam/lawan? Dengan Ekasila, diam/lawan?” sambungnya.
Dia menduga, bahwa tampaknya ada pihak-pihak tertentu yang ingin mengganti Pancasila. Dasar Negara yang sudah disepakati oleh pendiri bangsa ini menurut dia seyogya tidak lagi dipersoalkan.
“Kelihatannya nih ada kampret-kampret kecil yang pengen coba-coba ganti Pancasila yang sudah selesai disepakati oleh pendiri bangsa dengan RUU HIP, saudara! Nih kampret biarkan/lawan? Diemin apa tabok?”
Dalam pengamatannya, pihak-pihak yang ia duga ini diam-diam berupaya membangkitkan kembali apa yang dulu menjadi pergolakan Negara.
“Tapi bagi kami, umat Islam, hal itu (Pancasila) sudah final. Dan harusnya tidak lagi dikotak-kotakkan lagi,” ujarnya.
Kalau masih ada yang ingin menggantikan Pancasila, maka ia menegaskan bahwa patut diduga mereka adalah neo PKI. Seperti PKI yang dahulu ingin menggantikan Pancasila.
Harusnya, siapa pun dia, tidak boleh lagi menggantikan Pancasila, terlebih menyangkut ketuhanan di Sila pertama.
“Bagi kami umat Islam, Sila Pertama adalah kalimat tauhid, maka tidak ada yang boleh menggantinya,” tutupnya tegas.
(Robi/PARADE.ID)