Makassar (PARADE.ID)- Puluhan massa yang mengatasnamakan Organisasi Pergerakan Mahasiswa (OPM), beserta para siswa dan orang tua murid melakukan unjuk rasa terkait sistem PPDB online tingkat SMP, SMA. Aksi dilakukan di rumah jabatan Gubernur Prov. Sulsel.
“Mendesak Gubernur Sulsel mencopot PLT Kadis Pendidikan Sulsel, Ketua PPDB SMAN/SMKN, PLT Kadis Pendidikan Kota Makassar, Pj. Walikota Makassar karena diduga tidak mampu menangani PPDB,” demikian kata koordinator aksi Iqbal Jack, Rabu (12/8/2020).
Massa juga meminta dicopotnya, serta memeriksa Kepala Sekolah SMPN 6 Makassar karena diduga melanggar asas PPDB. Di antaranya menurut Iqbal: Asas non-diskriminatif, Asas objektif, Asas trasparan, Asas akuntabel, dan Asas asas berkeadilan.
“Mendesak Gubernur Sulsel bertanggung jawab terhadap semua siswa yang belum sekolah tahun 2020/2021,” tekannya.
Gubernur Sulsel sebagai pemangku kebijakan tertinggi di Sulsel menurut massa harusnya mampu mengakomodir semua siswa yang belum tertampung tahun ajaran 2020/2021, khususnya di sekolah negeri yang ada di Sulsel khususnya Kota Makassar. Oleh karena itu, terkait dugaan adanya siswa “siluman” yang telah di-drop ke setiap sekolah SMK/SMKN segera dibatalkan.
Namun, menurut Gubernur Sulsel pihaknya sudah melakukan upaya seadil-adilnya, agar permasalahan penerimaan siswa sekolah baru. Pemerintah hadir untuk menyiapkan sekolah, makanya Kadisdik ia ingatkan agar komunikasi dan cari solusi penanganan masalah ini.
“Tolong sekali lagi jangan ada anak sekolah yang bayar masuk sekolah pendidikan ini tanggung jawab negara. Saya janji kepada ibu-ibu hal ini akan selesai, karena ini adalah negara punya tanggung jawab.
Basri selaku Plt. Disdik Prov. Sulsel membantah seperti yang dituduhkan terkait PPDB oleh massa aksi.
“PPDB dilakukan ada aturannya? bukan saya yang mengatur. Ituada Permen, Pergub dan Juknis yang mengatur dan kami tidak akan melanggar itu. Perlu di ketahui Bapak Herman ini mau membuka 1 kelas di SMA 17 dan memasukan orang-orangnya Pak Herman Hafid,” terang bantahnya.
Herman ini, kata di, sebelumnya disebut pernah ketemu dan tidak ada negosiasi kemudian banyak sekali nama-nama yang diberikan kepada saya untuk dimasukan ke sekolah.
“Catat semua Kepsek yang disebutkan oleh Bapak Herman Hafid. Hari ini sudah clear dan tolong ditulis nama-namanya mau kemana sekolahnya, dimasukan dimana,” katanya jelas.
(Reza/PARADE.ID)