Jumat, Juli 4, 2025
  • Info Iklan
Parade.id
  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya
Parade.id
Home Nasional Hukum

Surat Terbuka KNPA, GEBRAK, dan KEPAL ke MK terkait UU Cipta Kerja

Mereka pada intinya meminta MK untuk tidak lepas tanggung jawab atas putusan inkonstitusional bersyarat UU Cipta Kerja

redaksi by redaksi
2023-04-10
in Hukum, Nasional, Politik, Sosial dan Budaya
0
Potret Puluhan Orator Menyampaikan Aspirasi Tolak Perppu Ciptaker di Depan Gedung DPR

Foto: spanduk tolak Perppu Cipta Kerja di aksi massa depan Gedung DPR RI, Selasa (14/3/2023)

0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta (parade.id)- Komite Nasional Pembaruan Agraria (KNPA), Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK), dan Komite Pembela Hak Konstitusional (KEPAL) menulis surat terbuka bersama ke Mahkamah Konstitusi (MK), terkait Cipta Kerja.

Mereka pada intinya meminta MK untuk tidak lepas tanggung jawab atas putusan inkonstitusional bersyarat UU Cipta Kerja.

Related posts

Purnawirawan TNI dan Tokoh Masyarakat Desak Pemakzulan Gibran, Ancam Duduki DPR/MPR

Purnawirawan TNI dan Tokoh Masyarakat Desak Pemakzulan Gibran, Ancam Duduki DPR/MPR

2025-07-03
Negara Harus Menyelamatkan Pengemudi Ojol dari Hubungan Kerja Menyesatkan

KON: Kenaikan Tarif Ojol Bukan Solusi Utama

2025-07-02

“Pada 21 Maret 2023 lalu, DPR RI telah mengesahkan Perppu Cipta Kerja menjadi UU No. 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Perppu UU No. 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi UU. Tindakan ini kemudian menyempurnakan tindakan melawan konstitusi yang dilakukan oleh pemerintah dengan menerbitkan Perpu Cipta Kerja,” demikian kutipan surat terbuka bersama yang diterima parade.id, Senin (10/4/2023).

“Padahal Mahkamah Konstitusi (MK) melalui Putusan Nomor 91/PUU-XVIII/2020 telah menyatakan bahwa undang-undang nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja inkonstitusional bersyarat,” demikian lanjutannya.

Diuraikan oleh KNPA, GEBRAK, dan KEPAL, bahwa ada sembilan poin dalam putusan yang menyatakan pada pokoknya: Menyatakan permohonan Pemohon I dan Pemohon II tidak dapat diterima; Mengabulkan permohonan Pemohon III, Pemohon IV, Pemohon V, dan Pemohon VI untuk sebagian;
Menyatakan pembentukan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573) bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat secara bersyarat sepanjang tidak dimaknai “tidak dilakukan perbaikan dalam waktu 2 (dua) tahun sejak putusan ini diucapkan;
Menyatakan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573) masih tetap berlaku sampai dengan dilakukan perbaikan pembentukan sesuai dengan tenggang waktu sebagaimana yang telah ditentukan dalam putusan ini;
Memerintahkan kepada pembentuk undang-undang untuk melakukan perbaikan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak putusan ini diucapkan dan apabila dalam tenggang waktu tersebut tidak dilakukan perbaikan maka Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573) menjadi inkonstitusional secara permanen;
Menyatakan apabila dalam tenggang waktu 2 (dua) tahun pembentuk undang-undang tidak dapat menyelesaikan perbaikan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573) maka undang-undang atau pasal-pasal atau materi muatan undang-undang yang telah dicabut atau diubah oleh Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573) dinyatakan berlaku kembali;
Menyatakan untuk menangguhkan segala tindakan/kebijakan yang bersifat strategis dan berdampak luas, serta tidak dibenarkan pula menerbitkan peraturan pelaksana baru yang berkaitan dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya; dan Menolak permohonan para Pemohon untuk selain dan selebihnya.

Namun sebelum menerbitkan Perppu Cipta Kerja, pemerintah menerbitkan tiga peraturan yang merupakan turunan dari UU Cipta Kerja. Pertama, Peraturan Presiden Nomor 113/2021 tentang Struktur dan Penyelenggaraan Badan Bank Tanah.

Kedua, penerbitan Peraturan Pemerintah tahun 2021 tentang Modal Badan Bank Tanah. Ketiga, Rancangan Peraturan Presiden Percepatan Reforma Agraria di Kemenko Perekonomian yang mengacu pada UU Cipta Kerja, bukan pada UU No 5/1996 Tentang UUPA.

Bukan hanya menerbitkan peraturan turunan UU Cipta Kerja, pemerintah juga tetap melanjutkan proses keterlanjuran dalam kawasan hutan yang merupakan implementasi dari pasal 110 A dan 110 B UU Cipta Kerja.

Mekanisme keterlanjuran ini mengakomodasi aktivitas ilegal dalam kawasan hutan menjadi legal. Tentunya tindakan ini bersifat strategis dan berdampak luas.

“Sebagai lembaga negara yang bertugas menjaga konstitusi negara Republik Indonesia, tindakan-tindakan melawan konstitusi yang dilakukan oleh pemerintah dan DPR RI di atas, seharusnya dipertanyakan MK dengan tegas: mengapa pemerintah dan DPR tidak menjalankan mandat konstitusi yang telah diputuskan.”

Sebab tindakan tegas dan aktif dari MK dibutuhkan, sekaligus menjadi pertanggungjawaban MK atas putusannya sendiri.

Tergabung dalam KNPA: Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Serikat Petani Indonesia (SPI), Aliansi petani Indonesia (API), Bina Desa, Lokataru Foundation, Solidaritas Perempuan (SP), Rimbawan Muda Indonesia (RMI), dan Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP).

Ada pula Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA), Sajogyo Institute (Sains), Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), Yayasan PUSAKA, Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), Sawit Watch (SW), Lembaga Studi & Advokasi Masyarakat (ELSAM), Perkumpulan HuMa Indonesia, dan Transformasi untuk Keadilan Indonesia (TuK-Indonesia).

Sementara tergabung ke dalam GEBRAK ada: Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Konfederasi Serikat Nasional (KSN), Sentral Gerakan Buruh Nasional (SGBN), Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI), Jaringan Komunikasi Serikat Pekerja Perbankan (Jarkom SP Perbankan), Liga Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (LMID), Federasi Pelajar Indonesia (FIJAR), Sekolah Mahasiswa Progresif (SEMPRO), dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.

Ada juga dari Kesatuan Pejuangan Rakyat (KPR), Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), KRPI (Komite Revolusi Pendidikan Indonesia), Federasi Serikat Buruh Makanan & Minuman (FSBMM), FSPM (Federasi Serikat Pekerja Mandiri), FKI (Federasi Pekerja Industri), SPAI ( Serikat Pekerja Angkutan Indonesia), GPPI (Gerakan Pemuda Patriotik Indonesia), FMRM (Forum Masyarakat Rusunawa Marunda), dan GP (Greenpeace Indonesia).

Pun termasuk SEMAR UI (Serikat Mahasiswa Progresif Universitas Indonesia), TA (Trend Asia), BEM FH UPN VJ, dan BEM STIH Jentera.

Sementara yang tergabung ke dalam KEPAL, ada: Persaudaraan Perempuan Nelayan Indonesia (PPNI), Serikat Nelayan Indonesia (SNI), Indonesia Human Rights Committee for Social Justice (IHCS), Aliansi Organis Indonesia (AOI), Institute for Ecosoc Rights, FIAN Indonesia, Indonesia for Global Justice (IGJ), FIELD Indonesia (Yayasan Daun Bendera Nusantara), Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Jaringan Masyarakat Tani Indonesia (JAMTANI), Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Koalisi Rakyat untuk Hak Atas Air (KRuHA), Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP).

(Rob/parade.id)

Tags: #Ciptaker#GEBRAK#kEPAL#KNPApolitik
Previous Post

Survei LSI pada Pilihan Partai dan Pilihan Presiden

Next Post

Anas Urbaningrum Bebas dari Penjara, Besok

Next Post
Anas Urbaningrum Bebas dari Penjara, Besok

Anas Urbaningrum Bebas dari Penjara, Besok

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Purnawirawan TNI dan Tokoh Masyarakat Desak Pemakzulan Gibran, Ancam Duduki DPR/MPR

Purnawirawan TNI dan Tokoh Masyarakat Desak Pemakzulan Gibran, Ancam Duduki DPR/MPR

2025-07-03
Negara Harus Menyelamatkan Pengemudi Ojol dari Hubungan Kerja Menyesatkan

KON: Kenaikan Tarif Ojol Bukan Solusi Utama

2025-07-02
BMI Tuntut GMKI Makassar Minta Maaf, Diduga Dukung Kelompok Pro-Papua Merdeka

BMI Tuntut GMKI Makassar Minta Maaf, Diduga Dukung Kelompok Pro-Papua Merdeka

2025-07-01

Waspada! Buku Terjemahan Bisa Menjadi Ladang Lahirnya Tafsir Ekstrem

2025-06-30
Konvoi Damai Menembus Blokade Gaza: Seruan Solidaritas, Refleksi Tokoh, dan Tantangan Kemanusiaan

Konvoi Damai Menembus Blokade Gaza: Seruan Solidaritas, Refleksi Tokoh, dan Tantangan Kemanusiaan

2025-06-29
Aktivis Desak Penindakan Tegas Aktivitas Tambang Ilegal di Berau yang Berlanjut

Aktivis Desak Penindakan Tegas Aktivitas Tambang Ilegal di Berau yang Berlanjut

2025-06-28

Twitter

Facebook

Instagram

@paradeid

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Berita Populer

  • Negara Harus Menyelamatkan Pengemudi Ojol dari Hubungan Kerja Menyesatkan

    KON: Kenaikan Tarif Ojol Bukan Solusi Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aktivis Desak Penindakan Tegas Aktivitas Tambang Ilegal di Berau yang Berlanjut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • BMI Tuntut GMKI Makassar Minta Maaf, Diduga Dukung Kelompok Pro-Papua Merdeka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nama Ananda Tohpati Terseret Isu Dugaan Pengelolaan Dana Tambang di Raja Ampat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumut Caplok Empat Pulau Aceh, Benarkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tagar

#Anies #ASPEKIndonesia #Buruh #China #Cianjur #Covid19 #Covid_19 #Demokrat #Ekonomi #Hukum #Indonesia #Internasional #Jakarta #Jokowi #Keamanan #Kesehatan #Kolom #KPK #KSPI #Muhammadiyah #MUI #Nasional #Olahraga #Opini #Palestina #Pariwisata #PartaiBuruh #PDIP #Pendidikan #Pertahanan #Pilkada #PKS #Polri #Prabowo #Presiden #Rusia #RUUHIP #Siber #Sosbud #Sosial #Teknologi #TNI #Vaksin dpr politik

Arsip Berita

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kontak
Email: redaksi@parade.id

© 2020 parade.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya

© 2020 parade.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In