Jakarta (PARADE.ID)- Ketum PB HMI MPO Ahmad Latupono mengaku kecewa dengan perlakuan atau sikap zionis Israel kepada masyarakat Palestina yang berujung ratusan orang menjemput syahidnya. Pemerintah Indonesia pun diminta olehnya agar ikut ambil bagian dalam melerai konflik tersebut demi terciptanya resolusi damai antar keduanya tersebut.
“Indonesia sebagai negara mayoritas harus menjadi negara terdepan dalam mengupayakan resolusi damai,” pintanya, Rabu (20/4/2021), dalam persnya.
Dengan mengambil bagian itu, ia yakin konflik yang berkepanjangan antara keduanya dapat berakhir.
Selain itu, Ahmad meminta pemerintah Indonssia perlu mempertimbangkan mengkaji ulang hubungan diplomatik kepada negara-negara yang mendukung penjajahan zionis Israel atas Palestina. Kalau perlu kata dia, Indonesia bisa memutus hubungan dengan negara-negara tersebut.
“Banyak saudara-saudara kita tak berdosa di sana dibantai secara tidak manusiawi dan masih banyak lagi kerugian-kerugian yang dialami oleh rakyat palestina akibat konflik tak kunjung usai ini,” tambahnya.
Ahmad juga meminta pemerintah secara khsusu, dan secara umum kepada rakyat Indonesia dapat mempertimbangkan memboikot produk-produk yang berafiliasi dengan zionis Israel.
Sebagaimana diketahui bahwa antara Israel dan militas Hamas kembali memuncak di wilayah Jalur Gaza, Palestina. Ratusan orang meninggal akibat konflik yang terjadi antara keduanya sejak 10 Mei lalu.
Kejadian itu adalah rentetan dari sejarah panjang konflik Israel dan Palestina. Pertikaian antara kedua belah pihak sudah berlangsung puluhan tahun.
Perselisihan di Timur Tengah tersebut terjadi saat kaum Yahudi mulai bermigrasi ke Palestina sejak 1920-an. Pemicunya adalah kemunculan gerakan keagamaan yang berubah menjadi politis yakni Zionisme yang dimotori oleh Theodore Herzl.
Para penganut Zionisme meyakini mereka warga Yahudi di seluruh dunia harus kembali ke tanah yang dijanjikan, yakni Zion yang merupakan wilayah yang diapit Suriah, Yordania, Mesir dan Laut Mediterania. Nantinya mereka harus mendirikan negara khusus bagi bangsa Yahudi di sana, yang kini dinamakan Israel.
(Rgs/PARADE.ID)