Jakarta (PARADE.ID)- Pengamat Politik, Hendri Satrio mengaku ikut senang dan mengucapkan selamat atas capaian ekonomi nasional yang tumbuh 7,07 persen secara tahunan pada triwulan II 2021.
“Kendati -mengutip @hariankompas– ekonom @ChatibBasri menyatakan data pertumbuhan ini tinggi karena perbandingan secara tahunan dengan triwulan II-2020 yang minus 5,32%,” kata dia, Jumat (6/8/2021).
Hanya saja, ia memiliki catatan, bahwa bila data tiga bulan terakhir, berarti memang ekonomi nasional yang tumbuh harus dibayar mahal dengan lonjakan kasus Covid yang menyebabkan pemerintah juga harus menerapkan PPKM Darurat dan Level 4 hampir sebulan terakhir.
“Ini sekaligus bisa menjadi catatan penting Sahabat Saya @FaldoMaldini yang tidak ingin memperdebatkan apa yang harus diprioritaskan antara kesehatan dan ekonomi. Ternyata 2 hal ini memang harus dipilih,” tertulis demikian di akun Twitter-nya.
“Saat pergerakan masyarakat longgar ekonomi tumbuh bagus dan penularan covid juga tumbuh membahayakan bahkan sempat menembus 1000orang perhari,” sambungnya.
Angka, kata dia, memang tergantung persepsi atau bagaimana cara pandang melihatnya. Namun alangkah baik bila pemerintah juga memperhatikan rasa dalam membaca hasil pembangunan.
Jadi, katanya, bila angka pembangunan bagus maka gunakan juga rasa untuk membuktikan kebenaran dari angka-angka itu. Bila rasa mendukung maka sangat mungkin rakyat juga menikmati bagusnya angka itu.
‘Jadi jangan melulu tentang angka, sebab Rakyat adalah manusia yang juga memiliki rasa. Sekali lagi, saya bukan ahli ekonomi apalagi ahli keuangan tapi saya punya Rasa. Makanya Saya ikut senang dengan capaian pemerintah dan saya terus berdoa agar Rakyat juga merasakannya.”
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun 2021 tumbuh 7,07 persen secara y-on-y.
“Pertama, bahwa perekonomian global pada triwulan II 2021 itu jika dibandingkan dengan periode sebelumnya itu mengalami perbaikan. Demikian juga terkait dengan Negara yang menjadi mitra dagang kita itu juga mengalami perbaikan ekonominya pada triwulan II 2021,” sampainya, Kamis (5/8/2021), saat konferensi pers secara virtual.
Adapun yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indoensia itu sebesar 7,07 persen, dan itu hampir dilakukan seluruh Negara dimana ekonomi lesu maka yang menjadi stimulus itu menurut dia adalah konsumsi pemerintah atau belanja pemerintah. Belanja pemerintah di triwulan II ini mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, baik untuk belanja barang (82,10 persen), belanja pegawai (19,79 persen), maupun belanja modal (45,56 persen).
Jadi, kata dia, konsumsi pemerintah memberikan andil dalam menggerakan ekonomi di triwulan II ini.
“Demikian juga kalau kita lihat perbaikan mobilitas, karena penanganan Covid membaik triwulan II, mobilitas masyarakatnya mengalami perbaikan, itu juga mampu mendorong konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,93 persen,” ungkapnya.
(Rgs/PARADE.ID)