Cianjur (PARADE.ID)- Gerakan Muda Peduli Nusantara (GMPN) Cabang Cianjur, di bawah kepemimpinan Saepudin melakukan diskusi mengenai kajian sumber daya alam (SDA) Indonesia, khususnya di wilayah Cianjur. Kajian ini diakui rutin dilaksanakan untuk meningkatkan daya nalar anggota dan berbagi informasi sekaligus mendalami topik-topik yang popular maupun yang hangat menjadi perbincangan.
“Indonesia, ketika berbicara Negara kita ini sungguh banyak sekali hal yang langsung terbayang. Banyak sekali julukan yang Negara kita dapatkan mulai dari Negara agraris, macan asia, heave earth dan lain-lain,” kata Saepudin, Selasa (12/10/2021), dalam pembukaan kajian tersebut.
Melihat tata kelola yang terjadi di wilayah Cianjur yang notabenenya mempunyai wilayah yang luas dan SDA yang melimpah serta sumber daya manusia (SDM) yang banyak, juga ternyata tampaknya bisa dikatakan kurang baik karena dengan SDA yang masih melimpah ruah banyak sekali masyarakat yang kurang sejahtera. Padahal berada di wilayah dengan SDA yang melimpah tersebut.
“Tata Kelola yang pemerintah lakukan dirasa belum maksimal, dan belum terasa manfaat dan impact-nya terhadap masyarakat. Padahal Cianjur mempunyai SDA yang sangat ruah-melimpah,” aku Jimi, salah satu peserta Kajian.
Cianjur, kata Saepudin, sebenarnya mempunyai sumber daya yang banyak, seperti komoditas di masyarakat bidang pertanian yang bila dimaksimalkan oleh pemerintah bisa jadi ladang usaha yang mejanjikan bagi masyarakat.
Namun, lanjutnya, karena pemaksimalan dan cara edukasi yang kurang pada akhirnya kesejahteraan masyarakat pertanian di Cianjur itu kurang dan bahkan minat masyarakat untuk bertani pun malah hampir tidak ada. Maka dari itu pemerintah Cianjur seharusnya mulai membenahi kebijakan yang kiranya kurang bisa maksimal digunakan di Cianjur.
Cianjur, kata dia, juga jika dilihat dari keindahan alamnya Cianjur itu sangat mempunyai banyak keindahan, tetapi masih banyak keindahan yang kurang terekspos. Tak tereksposnya keindahan itu juga menurutnya adalah bentuk daripada kurangnya perhatian terhadap kekayaan alam Cianjur tersebut.
Sebab, kalau misalkan pemerintah dapat memaksimalkan keindahan alam tersebut bisa saja keindahan tersebut dijadikan sebagai objek wisata yang bisa dijadikan sumber penghasilan bagi masyarakat setempat.
“Semoga kajian ini terus bisa dilakukan secara rutin, pun dengan adanya kajian ini diharapkan setiap anggota bisa belajar dan mempelajari apa yang sedang terjadi dan mengolah permasalahan menjadi hal konkret untuk menjadi masukan terhadap pemegang kebijakan, khususnya di Cianjur umumnya di Indonesia secara luas dan komprehensif,” tandas Saepudin.
(Ari/PARADE.ID)