Lviv (PARADE.ID)- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tampak marah dengan Rusia, karena upaya evakuasi warga sipil di kota besar maupun kecil gagal. Kata Zelensky, hal itu disebabkan karena Rusia tidak menghormati upaya evakuasi warga sipil (lewat gencatan senjata terbatas).
“Alih-alih untuk kemanusiaan. Tapi sebaliknya, mereka hanya bisa kemanusiaan berdarah,” katanya, kemarin, Ahad (6/3/2022).
Salah satu yang dianggapnya berdarah adalah di wilayah Iprin, pinggiran kota Kyiv. Dimana di sana prajurit Rusia justru menembakan mortir sehingga menewaskan warga setempat.
Zelensky menyatakan kemarahannya. Ia pun sesumbar takkan memberi ampun kepada Rusia atas hal itu.
“Saya berterima kasih kepada setiap warga Ukraina yang tetap mempertahankan kota kami. Tapi saya juga tahu bahwa ada orang yang benar-benar perlu keluar, yang tidak bisa tinggal dan kami mendengar janji bahwa akan ada untuk kemanusiaan tetapi tidak terjadi,” demikian dikutip nytimes.com.
“Kami akan menghukum semua orang yang melakukan kekejaman dalam perang ini. Tidak akan ada tempat yang tenang di bumi ini untukmu, kecuali kuburan,” sambungnya.
Sementara itu, di Vilnius, Presiden Lithuania Gitanas Nausėda mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa pencegahan tidak lagi cukup untuk mengusir ancaman dari Rusia.
Dia menyerukan bantuan militer lebih segera, dengan memperingatkan bahwa Presiden Putin dari Rusia “tidak akan berhenti.”
“Ketika negosiator Ukraina dan Rusia bersiap pada hari Senin untuk memasuki putaran ketiga pembicaraan—bertujuan untuk menghentikan kekerasan yang meningkat di Ukraina tetapi gambaran kemanusiaan menjadi semakin putus asa dengan warga sipil yang terperangkap berjuang untuk melarikan diri dari kota-kota yang semakin menjadi target kemajuan militer Rusia,” katanya.
(Irm/PARADE.ID)