Jakarta (parade.id)- Aksi FSPMI di kantor pusat PLN hari ini, Senin (10/7/2023), diikuti ratusan orang buruh dari berbagai daerah, seperti Cirebon Indramayu, Puwakarta, Cianjur, Bandung, Lampung dan lainnya.
Aksi unjuk rasa mereka dalam rangka memperjuangkan hak-hak pekerja outsourcing PLN (Os PLN). Di antaranya: tolak penurunan upah pekerjapekerja/tenaga alih daya (TAD), tolak jenis pekerjaan berdasarkan volume based dan kemitraan, setop kecelakaan kerja di lingkungan kerja PT PLN, angkat tenaga kerja alid daya (TAD) menjadi pekerja di anak perusahaan PT PLN, dan terakhir menuntut dipekerjakannya kembali 128 tenaga alid daya (TAD) yang telah di-PHK sepihak oleh PT PKP Cirebon, Kuningan, dan Indramayu.
Menurut Sekum Serikat Pekerja Elektronik Elektrik Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPEE FSPMI) Slamet, aksi ini untuk menindaklanjuti komitmen PLN yang tidak ditepati kepada para pekerja outsourcing (Os).
“Padahal kita sudah melakukan sosial dialog sejak tahun 2022. Namun, komitmen yang disampaikan pihak PLN keberatan yang pada akhirnta menjadi sebuah kesepakatan,” orasinya.
Bermula sejak 2013 pekerjaan outsourcing bekerja dengan tenang dengan adanya (dikeluarkan) SKD. Namun sejak dikeluarkan Perdir tahun 2019, perlindungan dan hak pekerja Os makin dikebiri.
“Status pekerja diubah. Pekerjaan makin ditambah. Akibatnya korban berjatuhan. Ada yang meninggal,” umgkapnya..
Pada Perdir ada aturan yang menurutnya krusial, yakni tentang upah yang sebelumnya 110 persen dari UMK, yang kemudian pada tahun 2019 hanya 100 persen dari UMK.
Juga terjadi pengurangan THR dan pesangon, serta upah lembur. Jaminan pension pun dikurangi.
“Kita perjuangakam THR alhamdulillah sudah penuh. Tapi kita ingin upah tidak dikurangi, karena dampaknya ke upah lembur dan jaminan hari tua yang masih jauh di bawah hari tua (2020),” ungkapnya lagi.
Sebelum aksi besar ini, pada bulan Februari kata dia PLN berkomitmen memperbaikiny. Tapi, pada kenyataannya belum juga hingga bulan Juli ini. ia dan pekerja Os merasa di-PHP.
“Artinya PLN utang kepada pekerjanya (outsourcing). Padahal ini perusahaan BUMN,” katanya.
Perwakilan massa aksi sempat masuk ke dalam gedung Pusat PLN. Melakukan social dialog. Namun, usai masuk selama kurang lebih 3 jam, social dialog disebut buntu.
Pihak PLN masih menimbang apa yang menjadi tuntutan massa aksi. Massa pun berencna akan kembali datang dengan massa yang lebih banyak supaya tuntutannya dipenuhi.
“Belum ada kesepakatan. Dan kita akan datang kembali pada tgl 21 Juli,” kata Abdul Bais, Ketum Serikat Pekerja Elektronik Elektrik Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPEE FSPMI).
(Rob/parade.id)