Jakarta (parade.id)- Koalisi Ojol Nasional (KON) anggap imbauan Menaker soal ojol diberi THR buat gaduh. Hal itu disampaikan Ketua Presidium KON Andi Kristiyanto.
Menurut Andi, imbaun Menaker Ida Fauziyah terkait itu buat gaduh karena sifatnya lemah dan tidak mempunyai kekuatan secara hukum yang bisa dijadikan acuan atau pegangan untuk mitra pengemudi ojol.
“Karena sifatnya bukan instruktif ketegasan. Justru yang dilontarkan Menaker Ida Fauziyah hanya menuai kontroversi,” kata Andi, kepada parade.id, Senin (25/3/2024).
Malah menurut Andi, apa yang diimbau oleh Menaker, ibarat pahlawan kesiangan di kalangan mitra ojol. Andi menyayangkam imbauan itu, apalagi dikeluarkan pada saat bulan Ramadan, bukan bulan-bulan sebelumnya.
“Kenapa tidak beberapa bulan sebelum masuk bulan Ramadan wacana ini digulirkan dan dikaji dengan secara serius. Lagipula sejauh ini status ojol belum jelas di negeri ini. Belum diakui oleh pemerintah karena tidak ada payung hukum yang melindungi pekerjaan ojol,” terang Andi.
Menurut Andi, jika Menaker serius dan peduli dengan nasib ojol, sebaiknya dikaji dulu status pengakuan atau keberadaan ojol, agar diakui di negeri ini dengan beberapa kementerian terkait.
“Bukan cuma membuat kegaduah dikalangan mitra pengemudi dan jangan jadikan wacana THR yang ibu menteri keluarkan menjadi sebuah potensi untuk mencari keuntungan dari kelompok tertentu, baik dari dalam dari luar kalangan ojol,” kata dia.
“Jadi apabila wacana kegaduhan ini masih terus digulirkan, maka kami akan menuntut agar ibu Ida Fauziyah dicopot dari Menteri Ketenagakerjaan,” imbuhnya.
Kepada aplikator, Presidium KON menyarankan, jika memang benar ingin memberikan apresiasi kepada mitranya, bisa menggunakan metode satu hari kerja bebas atau pengurangan potongan komisi pendapatan sebelum hari raya nanti.
“Itu jauh lebih bisa bermanfaat dan dirasakan oleh semua mitra pengemudinya,” tandasnya.
(Rob/parade.id)