Jakarta (parade.id)- Lilik HS dari Persaudaraan Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia/IKOHI menganggap penting anak-anak muda untuk nonton film dokumenter yang berjudul “Yang Tak Pernah Hilang”.
“Maka kita harus sebarluaskan. Setelah itu, anak muda perlu kita ajak bicara soal-soal ini. Saya yakin, mereka memiliki hati nurani,” kata Lilik, saat konferensi peluncuran film “Yang Tak Pernah Hilang”, di Kantor KontraS, Kramat, Jakarta Pusat, Jumat (21/6/2024).
“Ajak mereka untuk memahami peristiwa itu. Setelah itu gunakan media sosial untuk kampanyekan sejarah atau peristiwa 98, karena saat ini media sosial itu seperti rumahnya anak-anak muda,” Lilik menambahkan.
Film ini menurut Lilik termasuk film penting untuk melawan lupa atas korban dan untuk generasi kita mendatang.
Bahkan Lilik menyebut film ini sebagai amunisi untuk bisa bicara lebih lantang kepada negara demi tegaknya hukum dan keadilan sebagaimana yang dijanjikan Presiden Jokowi 10 tahun lalu.
Lilik mengapresiasi pembuatan film ini. Apresiasi di antaranya karena film ini tidak ada donaturnya alias dari kantong dan atau cari sendiri hingga bertahun-tahun lamanya.
“Maka kita harus sama-sama dukung film ini. Jangan banyak berharap kepada negara,” imbuhnya.
Sementara itu, menurut Jane Rosalina dari KontraS, menyebut bahwa film ini adalah bukti negara telah abai atas peristiwa 98. Dimana telah terjadi kejahatan HAM, penculikan dan penghilangan paksa terhadap aktivis.
“Presiden Jokowi pun abai selam 10 tahun ini, termasuk menjalankan empat rekomendasi dari DPR yang sampai saat ini tidak jalan,” kata Jane.
Film ini juga menurutnya menjadi bentuk kerja nyata gerakan masyarakat sipil yang kemudian bisa dikampanyekan ke publik.
“Bisa juga untuk mendorong negara menyelesaikan kasus penculikan dan penghilangan paksa yang terjadi di Orde Baru itu,” kata dia.
Jane berharap, dengan adanya film dokumenter ini, publik atau rakyat tidak menelan mentah-mentah terhadap sejarah yang pernah ada.
Peluncuran film dokumenter berjudul “Yang Tak Pernah Hilang” turut menghadirkan ayah Bimo Petrus, Utomo Rahardjo.
Film akan ditayangkan besok, Sabtu, 22 Juni 2024, di bioskop XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta.
(Rob/parade.id)