Senin, Mei 19, 2025
  • Info Iklan
Parade.id
  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya
Parade.id
Home Teknologi

Ingin Jadi Pakar Forensik Digital? Ini Kuncinya

redaksi by redaksi
2020-08-26
in Teknologi
0
Ingin Jadi Pakar Forensik Digital? Ini Kuncinya
0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta (PARADE.ID)- Pakar Forensik Digital, Ruby Alamsyah, mengatakan untuk menjadi praktisi forensik digital harus menguasai keilmuan teknologi informasi. Artinya, tidak cukup menguasai forensik saja.

“Seringkali kendala dari praktisi forensik digital tidak didukung oleh pengalaman ilmu TI yang secara menyeluruh,” kata dia dalam acara sedaring “PANDI Meeting 11”, Selasa (25 Agustus 2020).

Related posts

Teguh Aprianto Pilih Partai Buruh untuk Pileg, Pilih Selain Prabowo untuk Pilpres

Kerugian jika Data Pribadi Diambil Hacker

2024-07-11
PERURI Siap Menjadi Garda Depan Digitalisasi Pemerintahan usai Peluncuran GovTech Indonesia

PERURI Siap Menjadi Garda Depan Digitalisasi Pemerintahan usai Peluncuran GovTech Indonesia

2024-05-28

“Analoginya, dokter ketika ingin menjadi ahli dokter forensik harus menjadi dokter dulu, alias dokter umum, demikian juga di ilmu forensik digital, ahli harus menjadi orang TI dulu,” ujar Ruby.

Selain menguasai ilmu TI, praktiksi forensik digital harus bekerja dengan penuh ketelitian. Ini karena sifat dari barang bukti itu sangat rentan. Apalagi barang bukti digital itu harus sesuai atau dapat diterima dengan hukum yang berlaku.

“Kita harus pakai mindset ini karena salah sedikit atau ada keteledoran atau ketidaktelitian saat melakukan tahapan forensik digital, bisa saja barang bukti yang tadinya asli, bisa tidak sah dikarenakan kesalahan tahapan yang kita lakukan,” ujar dia.

Selanjutnya, forensik digital harus berdasarkan data atau fakta yang ada di bukti digital. “Apakah digital evidence itu asli atau tidak, juga kita juga buktikan,” kata Ruby. Pendek kata, forensik digital juga mensyaratkan detail dan lengkap.

“Dokumentasi digital baik saat ditaruh di lab atau diproses kembali oleh tim, itu semua harus ada catatannya, […] memastikan barang bukti itu asli dari awal saat dikloning sampai diperiksa di pengadilan,” ujar dia.

Sebab, kata dia, hasil forensik digital harus dapat dipercaya dan dapat dimengerti utamanya oleh semua pihak yang berkepentingan di bidang hukum, seperti polisi, pengacara, jaksa, majelis hakim, dan sebagainya.

“Semuanya harus dirangkum dengan pas baik dengan bahasa teknis serta dapat dipahami secara mudah oleh orang awam,” kata Ruby.

Ia pun membagikan kiat berdasarkan pengalaman pribadinya untuk siapa pun yang ingin mendalami forensik digital, antara lain:

Pertama, berpikir out of the box. Seorang praktisi forensik digital harus suka dengan ilmu investigasi.

Kedua, praktisi forensik digital harus menjaga integritas diri sehingga klien benar-benar bisa percaya dengan pekerjaannya.

Ketiga, perhatian terhadap detail. Jika tidak teliti, belum tentu bisa dapat hasilnya.

Keempat, gigih dalam bekerja (persisten). Ini sangat penting, kata Ruby. Ia mencontohkan kasus video seksual antara Ariel dan Luna Maya yang heboh beberapa tahun lalu. Saat itu sulit mencari siapa penyebar pertama video tersebut. Tapi, dengan forensik digital, Ruby berhasil membuktikan.

“Kami persisten selama dua minggu lebih membantu penegak hukum untuk menemukan seluruhnya siapa saja yang upload di internet, sampai yang pertama kali mengakses dari hard disk dari Ariel,” kata dia.

Bahan pembelajaran

Ruby mengatakan, semestinya hasil setiap forensik digital dari insiden siber atau teknologi informasi bisa menjadi bahan pembelajaran bagi siapa saja. Sayangnya, hal itu tidak dilakukan oleh pihak-pihak kemungkinan juga bisa mengalami insiden siber.

Ia mencontohkan kasus kebocoran data di salah satu e-commerce pada 2019 yang seharusnya bisa dijadikan pembelajaran bagi pelaku e-commerce lain. Sayangnya, tahun ini insiden serupa dialami pelaku e-commerce lain.

“Forensik digital tidak dijadikan lesson learned pihak lain,” kata dia.

Seperti diketahui, tahun lalu Bukalapak mengalami insiden kebocoran data sebanyak 13 juta akun pengguna, lalu tahun ini kebocoran data juga dialami Tokopedia (91 juta akun) dan Bhinneka (1,2 juta akun).

Menurut Ruby, forensik digital bisa digunakan dalam banyak hal, baik untuk kebutuhan ilmiah, investigasi kriminal, intelijen, maupun administratif.

Selain itu, hal-hal yang berkaitan dengan keamanan internet dan teknologi informasi. Dari situlah, forensik digital bisa dipakai untuk mendapatkan pembelajaran

(Cyberthreat/PARADE.ID)

Tags: #Digital#Forensik#Siber
Previous Post

PBB Selidiki Dugaan Genosida di Myanmar

Next Post

Kemenkes: Stunting Bisa Berdampak pada Gangguan Metabolik

Next Post
Kemenkes: Stunting Bisa Berdampak pada Gangguan Metabolik

Kemenkes: Stunting Bisa Berdampak pada Gangguan Metabolik

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

2025-04-12
ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

2025-04-12
Hati Nurani JPU yang Tuntut HRS Enam Tahun Penjara Dipertanyakan

Evakuasi Warga Gaza Memuluskan Pembersihan Etnis

2025-04-11

Rutan Makassar Dinilai Rawan Bisnis Kejahatan karena Minim CCTV

2025-04-11
Ketua KPIPA: Gaza Butuh Bantuan Militer Indonesia’s Hentikan Genosida

Ketua KPIPA: Gaza Butuh Bantuan Militer Indonesia’s Hentikan Genosida

2025-04-11
Ketua PP Bicara soal Kepemimpinan Muhammadiyah Masa Depan

MUI Mempertanyakan Sikap Presiden Prabowo yang Berencana Mengevakuasi Warga Gaza

2025-04-10

Twitter

Facebook

Instagram

@paradeid

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Berita Populer

  • Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

    Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indonesia Negara Muslim Terbesar di Dunia Harus Jadi Garda Terdepan Memerangi Islamofobia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lima Tempat yang Wajib Dikunjungi di Ciwidey Bandung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Evakuasi Warga Gaza Memuluskan Pembersihan Etnis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wahdah Islamiyah Audiensi dengan Kementerian ATR/BPN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tagar

#Anies #ASPEKIndonesia #Buruh #China #Cianjur #Covid19 #Covid_19 #Demokrat #Ekonomi #Hukum #Indonesia #Internasional #Jakarta #Jokowi #Keamanan #Kesehatan #Kolom #KPK #KSPI #Muhammadiyah #MUI #Nasional #Olahraga #Opini #Palestina #Pariwisata #PartaiBuruh #PDIP #Pendidikan #Pertahanan #Pilkada #PKS #Polri #Prabowo #Presiden #Rusia #RUUHIP #Siber #Sosbud #Sosial #Teknologi #TNI #Vaksin dpr politik

Arsip Berita

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kontak
Email: redaksi@parade.id

© 2020 parade.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya

© 2020 parade.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In