Jakarta (PARADE.ID)- Agar kritik itu tetap dinamis, maka menurut pakar hukum, Prof Jimly Asshiddiqie ialah kita harus membudayakan “jangan lihat orangnya tapi apa yang dikatakannya”. Substansinya. Baik yang mengkritik maupun yang menerima kritik juga begitu.
“Jangan mentang-mentang yang mengkritik itu si A, kemudian mengatakan, ‘Ah selalu pasti tidak benar’. Diabaikan materi kritiknya. Jangan lihat orangnya tapi lihat substansi yang dikatakannya. Ini baik untuk kedua-duanya,” jawabnya, ketika ditanya oleh kiai Cholil ‘Bagaimana agar kritik tetap dinamis’, dalam perbincangan lewat kanal YouTube TVMUI, belum lama ini.
Musyawarah itu, kata dia, juga perintah agama. Rasulullah tidak pernah membuat keputusan apa pun kecuali dalam urusan wahyu, tidak ada keputusan yang dibuat dalam kehidupan bersama kecuali dengan bermusyawarah.
Itulah teknik kepemimpinan Rasulullah yang menurutnya patut kita contoh sekarang. Dan itu sudah kita muat dalam prinsip sila keempat Pancasila. Ia mengajak kita implementasikannya.
Bagaimanapun, kata dia, siapa saja yang menduduki jabatan kepemimpinan ini harus menjadi tanggung jawabnya lebih besar untuk mencontohkan. Menjadikan dirinya sebagai contoh teladan dalam mendidik bangsa ini.
“Dengan apa? Dengan membuka diri. Saling mendengar. Bermusyawarah. Musyawarah kan harus dimulai dari atas, bukan dari bawah. Dan itulah Pancasila kita,” katanya.
(Sur/PARADE.ID)