Jakarta (PARADE.ID)- Akademisi yang juga Rais Syuriah PCI (Pengurus Cabang Istimewa) Nahdlatul Ulama (NU) di Australia dan New Zealand Nadirsyah Hosen, mengaku menolak narasi talibanisasi KPK, dan kini HTI-isasi KPK.
“Perlu org waras & berani utk menjaga NKRI dari politisasi agama & korupsi. Soal Taliban, HTI & benderanya, akun @na_dirs dari dulu termasuk paling keras melawan & menjaga agar umat tdk terkecoh,” demikian bunyi akun Twitter @na_dirs, Sabtu (9/10/2021).
Dalam persepsinya, saat ini ada dua kepentingan yang sebetulnya yang bertemu saat ini. Pertama soal koruptor yang resah dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kedua soal pendukung Presiden Jokowi yang ingn KPK menangkap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan,
“Yg ditarget sosok Novel Baswedan. Itu saja inti masalah KPK,” kata dia.
Kalau kalian benar-benar pro NKRI, kata dia, maka seharusnya KPK terus diperkuat, bukan dibonsai. Kalau ada bukti kuat Anies korupsi, silakan tangkap.
“Tapi jangan hanya utk kepentingan politik, lantas kalian gandengan tangan dg para koruptor yg tertawa melihat kondisi KPK saat ini.”
Akun itu mengingatkan agar jangan menggunakan teknik yang sama untuk melemahkan KPK demi kebencian pada Anies. Kalau demikian, maka menurutnya sama saja (kalian) melakukan politisasi agama dengan narasi taliban di KPK.
“Akun ini tdk setuju Ahok menista agama dan tetap kritis dg Anies. Tapi kami menolak pelemahan KPK. ”
Sebab akun ini, lanjutnya, sejak dahulu tegas melawan politisasi agama saat Pilkada DKI.
“Terakhir, tanya diri kalian sendiri: kalian Pro NKRI atau Pro Koruptor atau Pro Politisasi agama sih? Kalau kami posisinya jelas: Menjaga NKRI, Mendukung pemberantasan korupsi dan Mempromosikan Islam rahmatan lil alamin, serta Mendukung Jokowi sampai 2024.”
(Sur/PARADE.ID)