Kendari (PARADE.ID)– Ratusan mahasiswa masih bertahan di simpang empat Bandara Halu Oleo, Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, hingga larut malam. Massa terus melakukan penjagaan atas kedatangan 152 TKA asal China yang akan bekerja di PT VDNI, Konawe.
Pihak kepolisian yang melakukan pengamanan atas jalannya aksi unras tersebut beberapa kali sudah mengingatkan massa aksi agar tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum.
“Atas nama undang-undang, saya imbau kepada para massa aksi agar tidak melakukan hal-hak yang melanggar hukum,” kata seorang polisi yang berkali-kali memberi peringatan, Selasa (23/6/2020).
Kepolisian juga memperingati kepada para massa agar segera membubarkan diri dengan tertib.
Sayangnya, imbauan tersebut tidak diindahkan karena massa aksi memilih untuk tetap berada di lokasi tersebut. Massa pun melemparkan batu ke arah polisi yang melakukan pengamanan.
Awalnya, polisi tetap melakukan imbauan agar tertib dan tidak melakukan hal-hal yang melawan hukum. Hingga akhirnya tembakan mobil water canon dikerahkan untuk membubarkan massa.
Namun, usaha tersebut belum berhasil hingga polisi mengeluarkan tembakan gas air mata.
Massa pun berhamburan, namun tetap menyuarakan penolakan atas kedatangan TKA asal China. Massa berjanji aksi unjuk rasa akan dilakukan dalam jumlah yang lebih besar jika pemerintah tidak mempertimbangkan keputusannya untuk tetap mendatangkan TKA di tengah pandemi saat ini.
(detik/PARADE.ID)