Jakarta (PARADE.ID)- Belum lama ini, (Konfederasi) Serikat Buruh Sejahtera Indonesia atau (K)SBSI mengeluarkan sikap terkait hadirnya Partai Buruh yang kini dipimpin oleh Said Iqbal. Dalam sikapnya itu, melalui Plt Ketum Johannes Dharta Pakpahan mengatakan bahwa (K)SBSI sebenarnya tidak memiliki keterlibatan apa pun dengan Partai Buruh tersebut.
Padahal, sebagaimana yang publik tahu, (K)SBSI masuk dalam 11 organisasi pendiri di Partai Buruh tersebut. Dan itu pula yang diucapkan oleh Presiden Buruh Said Iqbal.
Tentu hal ini ironi. Di satu sisi Iqbal menyebut (K)SBSI berada di dalamnya, di sisi lain Ketum Johannes berkata sebaliknya (tidak terlibat).
Lantas, bagaimana sebenarnya kondisi antara (K)SBSI dengan Partai Buruh saat ini? Apakah baik-baik saja atau sebaliknya? Parade.id pun diberikan kesempatan untuk mengetahuinya lebih jauh.
Berikut wawancara eksklusif parade.id dengan Plt Ketum (K)SBSI Johannes Dharta Pakpahan, anak kedua dari almarhum Muchtar Pakpahan, kemarin, Selasa (19/10/2021), di kantor Pusat (K)SBSI, Jakarta:
Bagaimana Anda Melihat Hadirnya Partai Buruh?
Partai Buruh yang ada saat ini adalah kelanjutan dari Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD), yang ikut Pemilu 2004. Tapi karena UU Parpol waktu itu menyatakan tidak boleh berlanjut apabila tidak mendapatkan kursi di DPR RI maka kita bentuk partai baru. Terbentuklah Partai Buruh pada tahun 2005. Saya juga termasuk yang menandatangani deklarasinya di luar bergabung atau tidak di SBSI.
Bisa Dijelaskan?
Tapi ketika PBSD dibubarkan secara resmi pada tahun 2006/2007 seluruh komponennya meleburkan, bergabung ke dalam Partai Buruh. Jadi makanya dalam mukadimah itu dinyatakan, Bahwa Partai Buruh adalah kelanjutan dari PBSD.
Tahun 2008 kalau tidak salah ada UU baru soal Parpol menyatakan kalau dia sudah sah sebagai partai politik maka dapat atau tidak dapat threshold dia akan tetap menjadi parpol. Badan hukumnya. Tapi belum tentu peserta Pemilu.
Jadi ketika sekitar tahun 2010 Pak Muchtar memutuskan mundur diri dari perpolitikan dan kembali ke serikat diserahkanlah ke Pak Sony yang sebelum itu dilakukan kongres sebagai Ketum dan Agus sebagi Sekjend.
Sedangkan Pak Muchtar sendiri ditaruh sebagai Ketua MPP, termasuk ada nama Seno Aji dll.
Detilnya?
Jadi, ketika itu kan diamanatkan kepada pengurus untuk memperjuangkan Partai Buruh supaya lolos sebagai peserta Pemilu 2014. Tapi ternyata gak bisa. Gagal. Sedangkan hasil kongres itu menyatakan susunan DPP Partai Buruh tahun 2010-2015.
Setelah 2015 berarti logikanya, amanatnya selesai. Sebarusnya dikembalikan kepada para pendiri. Logikanya.
Kemudian kita beranjak 2011 setelah Pak Muchtar Pakpahan meninggal, seperti kita sampaikan pers rilis, seharusnya kita tidak bisa mengklaim, walau saya saat ini Ketum SBSI. Makanya ketika ada langkah seperti sekarang (Partai Buruh), sudah sampai berkongres, saya ditanyakan oleh pendiri yang lain. Seperti Mas Basori, Pak Kusharianto, Mbak Sunarti, ada Seno Aji, Suheri, Yusak, dll di luar namanya tidak tercantum tapi tahu sejarah: mereka mempertanyakannya.
2010-2015 Itu Tidak Ada Mandat Lagi?
Tidak ada, karena banyak pengurus di DPP sendiri termasuk Pak Sony masuk ke partai lain. Jadikam agak lucu, kalau kongres sekarang dilakukan dan keputusan itu di-SK-an oleh Pak Sony, Pak Sony masuk pengurus di partai Berkarya. UU sendiri mengatakan bahwa keanggotan dari partai politik berhenti karena ikut partai lain. Itu keanggotaan.
Partai Buruh Bukan Partai Buruh Baru?
Itulah, nanti kalau sampai ke ranah situ, kita akan lihat dulu nih. Sebab para pendiri itu niatnya kalau ada yang mau meneruskan partai ini, ayo temui orang-orang yang tahu sejarah. Sebab partai buruh ini dahulu dibentuk untuk ideologi yang jelas.
Jadi ayok temui para pendiri supaya kita tahu target perjuangan. Tapi supaya saya tahu dulu. Kalaupun sekarang dibilang ini hanya meneruskan, yang saya bilang ada kekosongan hukum selama enam tahun sejak SK itu berakhir.
Soal Berkas Partai Buruh, Bagaimana?
Itu yang saya bilang, itu bukan amanat. Kalaupun dibilang partai buruh itu adalah terusan yang lama, SK hasil keputusan kongres 2010 itu menyatakan susunan kepengurusan 2010-2015. Itu jelas, karena kongres kita tidak pernah memutuskan lebih dari itu.
Ketika itu habis, sekarang kita masuk ke ranah hukum, artinya kedaluwarsa. Sudah tidak valid lagi. Agak lucu kalau partai buruh ini dibilang diteruskan.
Lucunya Kenapa?
Orang lahir itu kan satu kali. Deklarasi satu kali. Kalau ada penambahan pendukung dll silahkan. Tapi pendiri itu hanya ada ketika didirikan. Itu yang menjadi rancu dan buat bingung para pendiri, sebab ada penambahan deklarator. Dan mereka itu selalu tanya, “Ini kita, bukan?” Dan saya tidak bisa menjawabnya.
Dengan Itu Anda dkk Bersikap?
Ya, akhirnya kemarin kita bertemu dan saya jelaskan bahwa kami sudah memutuskan akan membicarakannya di kongres SBSI. Oleh karena itu saya sebelumnya diam, karena itu sudah keputusan organisasi. Jadilah pertemuan, kalau begitu kita menyatakan sikap. Jadilah acara kemarin (konfres).
Maksud Anda, Said Iqbal dkk Tidak Sowan?
Jadi kalau kita bermasyarakat, ada sejarah yang harus dinyatakan, orang-orang itu (pendiri). Mereka tahu sejarah. Kita harus bertemu dengan para pendiri, karena kemarin sebelum Pak Muchtar meninggal, beliau sudah amanatkan kepada kita, SBSI, menarik dulu badan hukumnya.
Kita diamkan, laku kita apakan. Tapi kemarin, 2020 karena lagi gencar kita berjuang Omnibus Law, ini agak terdiamkan sampai akhir hayat beliau. Beliau fokus ke Omnibus Law-nya.
Lalu?
Ya, sekarang terjadi itu, jadi bukan kita. Secara organisasi kita tidak ada di situ (partai buruh).
Terkait Adanya Dugaan Klaim Warisan Partai Buruh?
Tapi gini, kita (K)SBSI ini tidak ada kaitannya (dengan parta buruh). Intinya. Setidaknya sampai saat ini.
Tidak ada mandat khusus kepada Said Iqbal dari almarhum. Jadi jangan diklaim bahwa ini warisan dari almarhum untuk Said Iqbal. Kalaupun ada dari kawan-kawan di sini yang ke sana, itu adalah tindakan pribadi. Belum ambil tindakan apa pun sebagai Ketum.
Kapan Terakhir Ada Komunikasi dengan Said Iqbal?
Belum pernah sowan sama sekali secara organisasi.
Tapi, setelah Bapak meninggal, kawan saya mengajak bagaimana kalau kita ketemu Said Iqbal lagi, karena dia menghubungi saya. Dia menyatakan mendapatkan mimpi atau bagaimana. Bertemulah saya dengan beliau.
Kapan Waktunya?
Tahun ini saya bertemu. Mei atau Juni. Nanti saya cek lagi. Belum lama, tapi.
Setelah Itu Sikap Anda dkk Bagaimana?
Kalau seandainya kongres kami mengatakan rebut, kita rebut. Tapi kan kita tunggu kongres. Dan kalau itu maunya, maka saya akan bertemu senior-senior, para pendiri lain menanyakan itu langkah-langkahnya.
Dalam Kepengurusan (K)SBSI Ada di Partai Buruh?
Makanya kita buat konfres menyatakan sikap kita karena (K)SBSI ada di dalam. Kepengurusan belum ada, tapi kalau ada, itu personal, bukan atas nama organisasi.
Secara resmi kita belum menyatakan dukungan apa pun (terkait politik). Masih menunggu Kongres. Nanti di tanggal 5-7 November 2021 di Puncak, Bukit Indah.
Elit-elit (K)SBSI Ada Gabung?
Kalau elitnya tidak ada. Beberapa federasi ada. Konfederasi tidak ada.
Siapa Saja Pendiri di Partai Buruh Sekarang?
Pak Sony ada. Pak Yos, Pak Ismail, semuanya ada namanya di dalam akta partai buruh. Said Iqbal tidak ada. Kita bicara 2004-2005.
SBSI yang Mendirikan Partai Buruh?
Pemilu 2004, 2009, dari berdirinya hingga berakhirnya PBSD murni tunggal. Berdirinya perorangan, walaupun orang-orang yang ada di SBSI yang mendirikan. Berjuang sendiri.
Didirikan oleh Pak Muchtar itu murni PBSD. Kalau partai buruh saja, identik stigma kiri.
Bagaimana Prediksi Partai Buruh?
Kalau dia bisa menggabungkan semua kekuatan elemen buruh dalam partai ini, memang besar, karena tadi sudah saya bilang sejarah sudah mencatat kalau untuk lolos verifikasi peserta pemilu saja, SBSI mampu. Tapi untuk memenangkannya kita butuh semua pihak saat itu.
Jelasnya Bagaimana?
Jujur agak susah. Sebab fokus buruh bukan di sini. Kita sedang berjuang bertahan untuk hidup saat ini. Kalau kita bicara ril lagi, ketakutannya adalah PHK atau tidak. Susah.
Apalagi ada daerah-daerah yang sulit dijangkau partai (baru). Kalau hanya berkutat Jawa-Sumatra. Sebab 100 persen provinsi.
Ini karena Dipimpin Said atau Bagaimana?
Bukan masalah ini. Sebab kita belum tahu apa strateginya. Belum jelas.
Anda Merestui Partai Buruh?
Kalau menjalankan apa yang dicanangkan oleh almarhum Pak Muchtar dan senior-senior dahulu, bukan saja merestui malah kita dukung, karena kan kita. Bicara diri kita.