Kamis, Oktober 16, 2025
  • Info Iklan
Parade.id
  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya
Parade.id
Home Nasional Hukum

Guru Besar Hukum Tata Negara: Presiden Boleh Kampanye

Guru Besar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Yusril Ihza Mahendra, mengatakan berdasarkan undang-undang Pemilu sekarang, Presiden dan Wakil Presiden memang dibolehkan untuk berkampanye Pemilu, baik Pilpres maupun Pileg

redaksi by redaksi
2024-01-25
in Hukum, Nasional, Politik
0
Saya Menyayangkan Pencabutan Gugatan “Ijazah Palsu Jokowi”

Foto: Yusril Ihza Mahendra, dok. detik

0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta (parade.id)- Guru Besar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Yusril Ihza Mahendra, mengatakan berdasarkan undang-undang Pemilu sekarang, Presiden dan Wakil Presiden memang dibolehkan untuk berkampanye Pemilu, baik Pilpres maupun Pileg.

“Ketentuan Pasal 280 UU Pemilu merinci pejabat-pejabat negara yang tidak boleh kampanye, antara lain Ketua dan Para Hakim Agung, Ketua dan Para Hakim Mahkamah Konstitusi, Ketua dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan dan seterusnya. Presiden dan Wakil Presiden serta para Menteri tidak termasuk dalam pejabat negara yang dilarang kampanye,” ungkap Yusril, dalam keterangan tertulisnya, kemarin, Rabu (24/1/2024).

“Bahkan Pasal 299 ayat 1 UU Pemilu secara tegas menyatakan ‘Presiden dan Wakil Prediden mempunyai hak  untuk melaksanakan kampanye’,” ia melanjutkan.

Related posts

Politisi PDI Perjuangan Kritisi Kepala BPJPH soal Sertifikasi Halal

2025-10-14
Partai Buruh Siap Memobilisasi 5 Juta Buruh, Program Magang “Hina Sarjana”?

Partai Buruh Siap Memobilisasi 5 Juta Buruh, Program Magang “Hina Sarjana”?

2025-10-14

Pasal 281 UU itu kata Yusril mengatur syarat-syarat pejabat negara dan Presiden dan Wakil Presiden yang akan berkampanye, antara lain harus cuti di luar tanggungan negara dan tidak boleh menggunakan fasilitas negara.

“Jadi Presiden dan Wakil Presiden boleh kampanye, baik mengkampanyekan diri mereka sendiri kalau menjadi petahana, maupun mengkampanyekan orang lain yang menjadi Capres dan Cawapres. Boleh juga kampanye untuk parpol peserta Pemilu tertentu,” tambahnya.

Pasal-pasal tentang Presiden yang akan berkampanye itu juga mengatur pengamanan dan fasilitas kesehatan Presiden dan Wakil Presiden yang berkampanye. Ketentuan lebih lanjut bagi Presiden dan Wakil Presiden yang akan kampanye diatur oleh Peraturan KPU.

“Bagaimana dengan pemihakan? Ya kalau Presiden dibolehkan kampanye, secara otomatis Presiden dibenarkan melakukan pemihakan kepada capres cawapres tertentu, atau parpol tertentu yang dikampanyekannya. Masa orang kampanye tidak memihak,” terangnya.

UU kita kata dia tidak menyatakan bahwa Presiden harus netral, tidak boleh berkampanye dan tidak boleh memihak.

“Ini adalah konsekuensi dari sistem Presidensial yang kita anut, yang tidak mengenal pemisahan antara Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, dan jabatan Presiden dan Wapres maksimal dua periode sebagaimana diatur oleh UUD 45,” kata Ketum PBB itu.

Menurut Yusril, keadaan Jokowi dalam Pemilu 2024 tidak bisa dibandingkan dengan Bung Karno dalam Pemilu 1955.

“Waktu itu kita menganut sistem Parlementer. Sebagai Kepala Negara, Bung Karno harus berdiri di atas semua golongan. Bung Karno tidak memikul tanggung jawab sebagai Kepala Pemerintahan yang ada pada Perdana Menteri Burhanudin Harahap waktu itu. Wapres Hatta juga mengambil sikap netral dalam Pemilu 1955,” katanya.

Jadi, kata dia, kalau ada pihak-pihak yang menghendaki Presiden harus netral tidak boleh kampanye dan memihak, maka jabatan Presiden mestinya hanya 1 periode agar dia tidak memihak dan berkampanye untuk jabatan kedua.

“Itu memerlukan amandemen UUD 45. Begitu pula UU Pemilu harus diubah kalau Presiden dan Wakil Presiden tidak boleh berkampanye dan memihak,” kata dia lagi.

Aturan sekarang tidak seperti itu, maka Jokowi tidak salah jika dia mengatakan Presiden boleh kampanye dan memihak.

“Sekarang ada yang mengatakan ‘tidak etis’ kalau Presiden kampanye dan memihak dalam Pemilu. Kalau etis dimaknai sebagai norma mendasar yang menuntun perilaku manusia yang kedudukan normanya berada di atas norma hukum, hal itu merupakan persoalan filsafat, yang harusnya dibahas ketika merumuskan undang-undang Pemilu,” tekannya.

“Tetapi kalau ‘etis’ dimaknai sebagai ‘code of conduct’ dalam suatu profesi atau jabatan, maka normanya harus dirumuskan atas perintah undang-undang seperti kode etik advokat, kedokteran, hakim, pegawai negeri sipil dan seterusnya. Penegakannya dilakukan oleh Dewan Kehormatan seperti MKMK atau Dewan Kehormatan Peradi,” ia melanjutkan.

Masalahnya sampai sekarang kode etik sebagai “code of conduct” jabatan Presiden dan Wakil Presiden kata dia memang belum ada. Sebab itu, kalau seseorang berbicata etis dan tidak etis, umumnya berbicara sesuatu menurut ukurannya sendiri.

“Bahkan orang kurang sopan santun atau kurang basa-basi saja, sudah dianggap ‘tidak etis’. Apalagi dibawa ke persoalan politik, soal etis tidak etis, malah terkait dengan kepentingan politik masing-masing,” imbuhnya. []

Tags: #Yusrilpolitik
Previous Post

BMI Taiwan Bentuk Poros Buruh dan Siap Menangkan AMIN

Next Post

AFKN Agendakan Safari Rajab di Pedalaman Papua Jelang Ramadan

Next Post
AFKN Agendakan Safari Rajab di Pedalaman Papua Jelang Ramadan

AFKN Agendakan Safari Rajab di Pedalaman Papua Jelang Ramadan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Politisi PDI Perjuangan Kritisi Kepala BPJPH soal Sertifikasi Halal

2025-10-14
Partai Buruh Siap Memobilisasi 5 Juta Buruh, Program Magang “Hina Sarjana”?

Partai Buruh Siap Memobilisasi 5 Juta Buruh, Program Magang “Hina Sarjana”?

2025-10-14

Menyapa Negeri di Atas Awan Bersama Joglo Wisata

2025-10-13
Bisa Bangkrut BUMN Jika Komisarisnya Mengurusi Pengajian

Program Magang Nasional Wajib Memiliki Syarat Pengawasan Ketat dan Perlindungan Peserta

2025-10-13
Keliru Bandingkan Dibukanya Sekolah dengan Dibukanya Mal saat Pandemi

Masyarakat Enggak Peduli dengan Mr J yang Dirahasiakan PSI

2025-10-12

Onno W Purbo Luncurkan Roadmap AI Gotong Royong: Lawan AI Mahal

2025-10-10

Twitter

Facebook

Instagram

@paradeid

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Berita Populer

  • Onno W Purbo Luncurkan Roadmap AI Gotong Royong: Lawan AI Mahal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyapa Negeri di Atas Awan Bersama Joglo Wisata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menuju Wajib Halal Oktober 2026, BPJPH Gathering Media dan Pengusaha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hilangnya Kepemimpinan Moral: Akar Krisis Bangsa Jelang Setahun Prabowo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengurus RT dan RW RBS Nyatakan Mosi Tidak Percaya kepada Lurah Suhaena

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tagar

#Anies #ASPEKIndonesia #Buruh #China #Cianjur #Covid19 #Covid_19 #Demokrat #Ekonomi #Hukum #Indonesia #Internasional #Jakarta #Jokowi #Keamanan #Kesehatan #Kolom #KPK #KSPI #Muhammadiyah #MUI #Nasional #Olahraga #Opini #Palestina #Pariwisata #PartaiBuruh #PDIP #Pendidikan #Pertahanan #Pilkada #PKS #Polri #Prabowo #Presiden #Rusia #RUUHIP #Siber #Sosbud #Sosial #Teknologi #TNI #Vaksin dpr politik

Arsip Berita

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kontak
Email: redaksi@parade.id

© 2020 parade.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya

© 2020 parade.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In