Jakarta (PARADE.ID)- Sebuah kelompok peretas mengatakan mereka telah memperoleh file internal dari tiga perusahaan pemantau media sosial di China. Setelah membocorkan beberapa dokumen di Twitter, akun kelompok itu dibekukan lantaran dianggap melanggar kebijakan Twitter.
Dilansir dari motherboard, kelompok peretas yang mempublikasikan dokumen itu menggunakan akun Twitter @CCP_Unmasked, merujuk pada Partai Komunis China sebagai partai pemerintah di China.
Pada Kamis pekan lalu, kelompok iu menghubungi wartawan dan mengirim file besar yang berisi pemantauan akun-akun media sosial dan kampanye disinformasi yang dilakukan oleh tiga perusahaan swasta atas perintah pemerintah China.
Peretas mengklaim telah mencuri dokumen internal dari Knowlesys (perusahaan yang berbasis di Hongkong dan Guangdong), Yunrun Big Data Service (berbasis di Guangzhou), dan OneSight yang berbasis di Beijing.
“Kami pikir publik berhak mengetahui tentang upaya Partai Komunis China untuk merusak demokrasi dan kebebasan berekspresi,” kata peretas dalam email.
Sebuah organisasi hak digital, Freedom House, menemukan sebelum Knowlesys telah membuat presentasi tentang cara “memantau pesan target Anda, profil, lokasi, perilaku, hubungan, dan lainnya” dan cara “memantau opini publik untuk pemilihan umum.”
Salah satu file yang bocor tampaknya adalah presentasi Knowlesys yang diberi setempel “Rahasia.” Di sana, perusahaan memamer produk yang disebut Intelligence Center, yang diiklankan oleh perusahaan di situs webnya tidak dijelaskan secara detail.
Dalam presentasinya, perusahaan menulis bahwa mereka telah bekerja “erat dengan badan intelijen selama 8 tahun.” Disebutkan, kliennya adalah badan intelijen, badan keamanan, militer, dan polisi.
Presentasi itu memperlihatkan sebuah sistem yang diduga dapat memantau semua jenis situs web dan layanan media sosial seperti Facebook, Twitter, dan WeChat, untuk mencari jejak teroris dan kelompok anti-pemerintah di dunia maya.
Facebook dan Twitter diblokir di China. Jadi, presentasi itu kemungkinan besar dibuat untuk pemerintah asing. Baru-baru ini, perusahaan itu sedang berusaha untuk masuk ke Inggris. Catatan online memperlihatkan Knowlesys ikut berpartisipasi dalam konferensi industri mata-mata ISS World di Dubai pada Maret lalu, dan konferensi Milpol di Qatar.
Platform tersebut, tulis Knowlesys dalam presentasi, juga dapat digunakan untuk memantau apa yang “dibicarakan dan dilakukan oleh partai oposisi di Berita, Facebook, Twitter Youtube, atau Forum Blog.
Menurut Motherboard, para peretas mengirim sejumlah kecil presentasi dan dokumen Word yang mereka klaim berasa dari perusahaan-perusahaan itu, serta kumpulan file yang besar (40 GB). Namun, Motherboad mengatakan tidak dapat memverifikasi keaslian dokumen yang beberapa ditulis dalam Bahasa Inggris dan sebagian lainnya dalam bahasa Mandarin.
Knowlesys, Yunrun, dan OneSight tidak menanggapi permintaan komentar yang dikirim melalui email.
Meskipun tidak dapat menemukan dokumen itu di sumber terbuka di internet, menurut Motherboard, rincian yang lebih detail dalam beberapa presentasi cocok dengan apa yang telah muncul di publik tentang perusahaan-perusahaan itu. Misalnya, informasi kontak yang terdapat dalam presentasi Knowlesys sesuai dengan akun email nonpublik tetapi berfungsi, akun Skype, dan akun WhatsApp CEO-nya, yang menunjukkan bahwa setidaknya dokumen itu asli.
Para peretas mulai menerbitkan beberapa file di akun Twitter mereka @CCP_Unmasked pada Kamis sore. Tetapi kemudian Twitter menangguhkan akun tersebut karena memposting materi yang diretas, kata para peretas.
Akun @CCP_Unmasked sebelum ditutup oleh Twitter
“Kami tidak ingin menjadi cerita dan kami ingin melindungi diri kami sendiri. Tetapi kami dapat memberi tahu Anda bahwa kami meretas perusahaan,” kata para peretas, menolak untuk berbicara lebih banyak tentang dokumen atau dugaan peretasan.
“Dan kami melakukannya karena kami pikir keinginan PKC untuk menyebarkan berita palsu dan mengganggu demokrasi perlu ditentang,” kata peretas.
(Cyberthreat/PARADE.ID)