Jakarta (PARADE.ID)- Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) membantah, ‘pernah’ dikuasai dan hanya mengutamakan golongan tertentu dalam penerimaan beasiswa. Respons LPDP ini adalah jawaban atas viralnya (potongan) video yang bernarasi, salah satunya ‘LPDP bukan lagi buat tarbiyah’.
Menurut LPDP, proses seleksi untuk mendapatkan beasiswa dilakukan berdasarkan kelengkapan syarat administrasi. Kemudian menggunakan sistem penilaian potensi akademik yang jelas terukur.
Dilanjutkan dengan wawancara yang melibatkan pewawancara pihak ketiga dari akademisi di luar LPDP.
“Hasil penilaian seleksi senantiasa dilakukan pemantauan oleh komite reviewer yang beranggotakan tokoh-tokoh pendidikan tingkat nasional. Seluruh proses seleksi beasiswa menjadi objek yang akan diaudit oleh @ItjenKemenkeu dan @bpkri,” demikian cuitan akun resmi LPDP @LPDP_RI, Sabtu (19/2/2022).
“Perlu diketahui selama satu dekade memberi pelayanan, dari era angkatan PK-1 hingga PK-180 yang terakhir, seleksi beasiswa LPDP dilaksanakan dengan mengedepankan good governance, transparan, akuntabel, anti diskriminasi dan anti KKN, serta melibatkan pihak independen.”
Soal keberpihakan kepada pihak tertentu, LPDP mengakuinya memang menyediakan program afirmasi. Namun hanya kepada kelompok yang jelas dan paling berhak mendapatkannya, yakni kelompok penyandang disabilitas, prasejahtera, dan masyarakat di daerah-daerah afirmasi.
“Ada sekitar 29.872 orang di luar sana yang telah mendapat manfaat Beasiswa LPDP, bisa ditanyakan langsung testimoninya terhadap segala proses seleksi dan nilai keadilan akses bagi seluruh golongan yang selama ini kami terapkan.”
Terkait adanya pernyataan Direktur Beasiswa, Dwi Larso dalam video tersebut, ia menyampaikan bahwa pernyataan terkait menjunjung toleransi tersebut disampaikan di forum umum, dan bukan atas dasar kesimpulan bahwa LPDP pernah dikuasai pihak-pihak tertentu.
LPDP mengimbau masyarakat umum agar tidak terpancing dengan konten-konten/pernyataan yang berpotensi memecah belah, dan mendiskreditkan ikhtiar bersama untuk membangun SDM bangsa ini menjadi lebih unggul.
Bantahan akun LPDP tersebut berawal dari pendakwah Imam Shamsi Ali yang meng-upload video terkait di atas lewat akun Twitter-nya, kemarin. Narasi dalam video itu di antaranya tertulis bahwa ‘LPDP bukan lagi buat tarbiyah’.
Kemudian ada narasi ‘masalahnya di masa lalu, kabarnya pengelola LPDP dikuasai kaum tarbiyah itu tuh mereka yang apa-apa agama, apa-apa agama. Jadi banyak yang dikirim bukan siswa terbaik tapi yang dianggap soleh dan beriman. Bias agamanya kentara banget. Ya, banyak yang jebloklah’.
Imam Shamsi kemudian menanyakannya kepada warganet tentang soal video tersebut.
“Ada yang bisa klarifikasi tentang LPDP ini? Setahu saya program ini terbuka tanpa ada sekat….video ini bisa misleading!” cuitan Imam Shamsi. Berikut link video yang diunggap oleh Imam Shamsi: https://twitter.com/shamsiali2/status/1494678814294786052?s=21
“Dirut LPDP adalah Bapak Rio Silaban, seorang Kristen yang baik. Masa melakukan diskriminasi kepada golongan yang bukan Islam?”
Ia meminta kiranya yang buat video itu ditindak hukum, karena telah menyebarkan berita bohong, bahkan fitnah.
(Rob/PARADE.ID)