Cianjur (PARADE.ID)- Mahasiswa Pecinta Alam Suryakancana (MAPASKA) tahun ini kembali melaksanakan Pendidikan Latihan Dasar (Diklatsar) bagi mahasiswa/mahasiswi Universitas Suryakancana Angkatan ke-VII. Tema yang diangkat adalah “Membentuk Generasi Muda yang Berani, Beretika, Berkarakter Pecinta Alam, Berjiwa Sosial serta Menjaga dan Meleatarikan Alam”.
Diklatsar Angkatan ke-VII ini diadakan di Gunung Hayam. Dimulai pada tanggal 24 dan diakhiri tanggal 26 Desember 2021.
Neng Ilma Kumala Dewi mengatakan bahwa Diklatsar ini merupakan kegiatan pertama yang harus dilakukan oleh Calon Anggota MAPASKA untuk menjadi anggota.
“Sering kita melakukannya di awal semester setelah penerimaan mahasiswa baru di kampus,” kata dia selaku Ketua MAPASKA, Selasa (28/12/2021).
Hal ini, kata dia, sesuai dengan tujuan dari Diklatsar itu sendiri. Yakni untuk mendidik, dengan cara memberi latihan-latihan dasar tentang kepecinta alaman.
“Calon Anggota (CAANG) akan diberikan pengetahuan dan kemampuan untuk berkegiatan di alam bebas. Mulai dari pemberian materi dasar seperti navigasi darat, manajemen perjalanan, PPGD, tali-temali, pencarian dan penyelamatan, dan sebagainya,” kata dia lagi.
Kedua, lanjutnya, yaitu untuk pengenalan keterampilan berorganisasi. Dalam tahap ini, kata dia, calon anggota nantinya akan diperkenalkan dengan organisasi MAPASKA lebih mendalam.
“Sedikit saya gambarkan bagaimana Diklatsar MAPASKA berlangsung. Diklatsar di Mapaska ini tidak semua sama operasional dalam kegiatannya. Dimana dari tahun ke tahun biasanya berbeda.”
“Selalu ada inovasi untuk memperbaiki pola pendidikannya. Hal itu dimaksudkan untuk mengikuti perubahan zaman serta mengikuti subjek dan objeknya.”
Selama berhari-hari CAANG (Calon Anggota) itu, kata dia, akan ditempa sendirinya oleh alam sesuai SOP yang telah dibuat oleh Mapala atau Badan Diklat.
Adapun soal imej seram pada Diklatsar, ia menepisnya. Sebab, ada contoh bahwa di salah satu SOP dalam Diklatsar tidak boleh berkata kasar, tidak boleh kontak fisik, dll.
“Ada yang tiga hari bahkan ada juga yang sampe 15 hari total hari operasional Diklatsarnya. CAANG yang kita Diklat berjumlah 13 Orang mahasiswa tingkat 1 dan 2, dengan enam orang perempuan dan tujuh orang laki-laki.”
Mereka, kata Neng, menempuh perjalanan longmarch atau jalan jauh sejauh 80 km (30 km berangkat dan 50 km pulang kembali dari Gunung Hayam Cikalong Kulon ke universitas Suryakancana Cianjur, dengan media lima divisi (Hutan Gunung, Sungai (ORAD) dan Gua, Susur pantai dan KSDA). Ada juga yang hanya dengan media 1 divisi yaitu Hutan Gunung.
“Jadi apakah Diklatsar Mapaska itu seram? Lugas, pasti semua anggota akan mengatakan tidak. Jika dia mampu mengilhami dan mengais banyak pelajaran dalam Diklatsar yang telah ia jalani.”
Dan jika mereka dapat meyakini bahwasannya Diklatsar yang telah mereka tempuh dengan segala pengorbanan, tentu itu kata dia akan berbuah pelajaran yang kelak dapat digunakan ketika masih aktif dan sudah tidak aktif lagi menjadi anggota MAPASKA.
(Har/PARADE.ID)