Senin, Mei 19, 2025
  • Info Iklan
Parade.id
  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya
Parade.id
Home Nasional

Nyai Ahmad Dahlan: Aktivis Gerakan Wanita yang Konkret

redaksi by redaksi
2020-07-25
in Nasional, Pendidikan, Politik, Sosial dan Budaya
0
Nyai Ahmad Dahlan: Aktivis Gerakan Wanita yang Konkret
0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta (PARADE.ID)- Novelis Tere Liye kembali mengunggah tulisannya terkait kehebatan salah satu wanita Indonesia kala Indonesia belum merdeka. Beliau adalah Siti Walidah. Beliau isteri dari Ahmad Dahlan, pendiri ormas Islam yang kini menjadi salah satu terbesar di Indonesia, yakni Muhammadiyah, yang kemudian berdirinya Aisyiyah.

Tere mengakui kehebatan Nyai. Sampai-sampai ia “menjuluki” aktivis pergerakan wanita yang kongkrit.

Related posts

Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

2025-04-12
ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

2025-04-12

Berikut sanjungan Tere Liye yang diunggahnya di akun fanpage FB miliknya, kemarin:

*Mungkin Bermanfaat Jika Kalian Tahu*

Tokoh ini bernama Siti Walidah, lahir 3 Januari 1872, putri dari seorang ulama, Kiyai Haji Muhammad Fadli. Dia bersekolah di rumah saja, belajar ilmu agama, bahasa, dan lain sebagainya. Dia tidak mengenyam pendidikan formal, tapi besok lusa, dia ‘mendirikan’ ribuan sekolah-sekolah, lembaga pendidikan formal lewat organisasi yang dibangunnya.

Tahun 1889, Siti Walidah menikah dengan sepupunya, Ahmad Dahlan, dan kemudian, dia akan lebih dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan.

Jika kalian ingin mencari contoh tokoh pergerakan wanita yang benar-benar kongkrit, Nyai Ahmad Dahlan adalah pilihan terbaiknya. Dia tidak hanya bicara atau menulis soal ‘emansipasi’, dia juga melakukannya dengan tangan. Nyata. Tahun 1917, di usia 45 tahun, Nyai Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Aisyiyah, yang kemudian menjadi bagian dari Muhammadiyah.

Lewat organisasi Aisyiyah inilah kiprah Nyai Ahmad Dahlan terang-benderang menyinari sekitarnya. Organisasi ini mendirikan sekolah-sekolah putri dan asrama. Menjadi ujung tombak pendidikan bagi wanita. Karena jelas, jika kita bicara tentang mengubah sesuatu, pendidikan adalah kuncinya. Tahun-tahun itu, catat baik2, tahun 1920-an, Nyai Ahmad Dahlan telah berkeliling ke banyak tempat menyampaikan banyak hal prinsip mengagumkan. Dia menganjurkan perempuan belajar memakai sepeda. Itu sepele bukannya? Tidak. Di jaman itu, saat sepeda adalah simbol kendaraan, itu serius sekali. Arab Saudi bahkan baru beberapa tahun lalu mengijinkan perempuan mengemudi di negaranya. Nyai Ahmad Dahlan visioner, seratus tahun lebih maju.

Nyai Ahmad Dahlan menentang kawin paksa, dia datang dengan pemahaman bahwa istri adalah mitra setara bagi suami, penting sekali wanita mendapatkan pendidikan, dll, dsbgnya. Lagi2, catat tahun-tahun itu, saat Indonesia belum merdeka, Belanda masih menjajah, itu pemikiran yang sangat ‘radikal’ dan ‘berbahaya’. Tapi tidak bagi seorang Nyai Ahmad Dahlan yang kritis dan progresif.

Saya tidak akan membahas apa yang dilakukan oleh Nyai Ahmad Dahlan secara detail. Kalian bisa membacanya di buku, atau menonton filmnya (karena sudah ada film tentang Nyai Ahmad Dahlan). Tapi saya ingin membahas tentang sesuatu yang mungkin diabaikan oleh banyak orang saat membaca sejarahnya. Sebuah pertanyaan simpel: Kok bisa, ada wanita yang lahir tahun 1870-an, punya pemahaman seperti itu? Bukankah di jaman itu konon wanita katanya masih dipingit, hanya bisa memendam perasaan, hanya bisa diam di kamar? Hanya bisa menulis surat dan sebagainya?

Kok bisa Nyai Ahmad Dahlan malah aktif dalam pergerakan?

Jawabannya, kemungkinan ada dua. Yang pertama, karena suaminya adalah Ahmad Dahlan. Seorang ulama besar, yang memahami agama dengan baik. Bayangkan, di jaman itu, dia justeru mendukung istrinya untuk terlibat dalam organisasi. Ahmad Dahlan paham sekali, posisi wanita bukan hanya urusan dapur saja. Lebih dari itu, wanita punya posisi terhormat dalam agama, sejarah membuktikan, wanita bisa mengambil peran lebih. Ketika Ahmad Dahlan meninggal tahun 1923, ketika kongres Muhammadiyah ke-15 di Surabaya, Nyai Ahmad Dahlan yang memimpin kongres itu. Saat dunia separuh lebih masih ‘gelap-gulita’ soal emansipasi wanita, Nyai Ahmad Dahlan telah memberi contoh.

Yang kedua, kemungkinannya karena Nyai Ahmad Dahlan sendiri, yang memahami, bahwa wanita bisa mengambil peran lebih dalam kehidupan. Dia mempelajari agamanya dengan baik, lantas tiba di sebuah pemahaman: agama Islam adalah agama yang me-merdeka-kan. Apakah jilbab itu mengekang? Tidak. Itu simbol yang membebaskan. Dengan jilbab, wanita bisa berinteraksi lebih baik dengan sekitarnya tanpa batasan. Pun sama dengan laki-laki, karena memakai pakaianlah, laki-laki bisa berinteraksi, coba telanjang. Malah nggak bisa kemana2. Nyai Ahmad Dahlan memahami, jika Islam memuliakan wanita dalam artian sebenarnya.

Apakah pemahaman ini sesederhana yang dilihat. Saya tidak tahu. Tapi mana ada pemahaman yang datang gratisan, instan. Itu biasanya harus melewati fase-fase penting. Jelas Nyai Ahmad Dahlan telah melewati fase kehidupan yang panjang. Jika Nyai Ahmad Dahlan masih hidup, mungkin kita bisa mendengarkan penjelasannya. Kita bisa bertanya banyak. Karena dalam hidupnya, toh, Nyai Ahmad Dahlan dipoligami. Ahmad Dahlan memiliki istri2 lain. Tentu akan sangat menarik, menyimak pendapatnya tentang posisi wanita dalam agama Islam. Boleh jadi jawabannya akan membuat aktivis pergerakan wanita modern terdiam. Dia jelas sama hebatnya dengan daftar wanita berpengaruh hari ini–bahkan mungkin lebih hebat lagi.

Tapi baiklah, kita tidak harus berpanjang-lebar membahas itu lagi. Toh, sebenarnya lebih menarik menyimak warisan dari seorang Nyai Ahmad Dahlan. Tahun 1919, dua tahun Aisyiyah berdiri, lahirlah taman kanak-kanak yang kelak diberi nama TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal. Hari ini, 2019, alias seratus tahun berlalu, kalian tahu berapa jumlah cabang TK ini di seluruh Indonesia? 20.000 lebih. Seriusan, saya termangu membaca data ini, ini tidak salah tulis? Oh God, punya 10 TK saja sudah banyak, Organisasi Aisyiyah punya 20.000 lebih TK. Crazy. Belum lagi sekolah-sekolah hingga universitas.

Lihatlah warisan dari seorang Nyai Ahmad Dahlan.

Dia adalah contoh aktivis gerakan wanita yang kongkrit. ‘Demi’ 20.000 TK itu, semestinya , 3 Januari, tanggal kelahiran Nyai Ahmad Dahlan, kalaupun bukan dijadikan hari Emansipasi Wanita, pun juga bukan hari Pendidikan Nasional, bisakah kita sepakati dijadikan hari Taman Kanak-Kanak Nasional saja? Agar orang paham, bahwa pendidikan telah dimulai di usia yang sangat dini. Pendidikan di rumah, pendidikan di sekolah, pendidikan di masyarakat, dan pendidikan di tempat2 ibadah.

Nyai Ahmad Dahlan tidak hanya bisa bercita-cita; dia mengambil jalan kongkrit. Nyata.

*tulisan ini pertama kali diposting tahun 2019 di page ini. kami repost lagi, siapa tahu bermanfaat. syukur2 menginspirasi.

(Robi/PARADE.ID)

Tags: #Muhammadiyah#Nasional#Pendidikan#Religi#Sosbudpolitik
Previous Post

Ketua Komisi Dakwah MUI: Selesaikan Konflik Lewat Dialog dan Toleransi

Next Post

Pendemo Antikomunis Ejek Staf Konsulat China di Houston

Next Post
Pendemo Antikomunis Ejek Staf Konsulat China di Houston

Pendemo Antikomunis Ejek Staf Konsulat China di Houston

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

2025-04-12
ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

2025-04-12
Hati Nurani JPU yang Tuntut HRS Enam Tahun Penjara Dipertanyakan

Evakuasi Warga Gaza Memuluskan Pembersihan Etnis

2025-04-11

Rutan Makassar Dinilai Rawan Bisnis Kejahatan karena Minim CCTV

2025-04-11
Ketua KPIPA: Gaza Butuh Bantuan Militer Indonesia’s Hentikan Genosida

Ketua KPIPA: Gaza Butuh Bantuan Militer Indonesia’s Hentikan Genosida

2025-04-11
Ketua PP Bicara soal Kepemimpinan Muhammadiyah Masa Depan

MUI Mempertanyakan Sikap Presiden Prabowo yang Berencana Mengevakuasi Warga Gaza

2025-04-10

Twitter

Facebook

Instagram

@paradeid

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Berita Populer

  • Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

    Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indonesia Negara Muslim Terbesar di Dunia Harus Jadi Garda Terdepan Memerangi Islamofobia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lima Tempat yang Wajib Dikunjungi di Ciwidey Bandung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Evakuasi Warga Gaza Memuluskan Pembersihan Etnis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wahdah Islamiyah Audiensi dengan Kementerian ATR/BPN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tagar

#Anies #ASPEKIndonesia #Buruh #China #Cianjur #Covid19 #Covid_19 #Demokrat #Ekonomi #Hukum #Indonesia #Internasional #Jakarta #Jokowi #Keamanan #Kesehatan #Kolom #KPK #KSPI #Muhammadiyah #MUI #Nasional #Olahraga #Opini #Palestina #Pariwisata #PartaiBuruh #PDIP #Pendidikan #Pertahanan #Pilkada #PKS #Polri #Prabowo #Presiden #Rusia #RUUHIP #Siber #Sosbud #Sosial #Teknologi #TNI #Vaksin dpr politik

Arsip Berita

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kontak
Email: redaksi@parade.id

© 2020 parade.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya

© 2020 parade.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In