Jakarta (parade.id)- Pelatihan Mobile Training Unit (MTU) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Salemba dimulai 16 Agustus-15 September 2023 dibuka. Pembukaan pelatihan MTU bertempat di Lapas Kelas IIA Salemba.
Kegiatan yang merupakan kerjasama Lapas Kelas IIA Salemba dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Propinsi DKI Jakarta, Pusat Pelatihan Kerja Daerah Jakarta Pusat ini, pembukaannya dihadiri Sekertaris Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Propinsi DKI jakarta, Pejabat Pusat Pelatihan Kerja Daerah Jakarta Pusat, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Salemba beserta jajaran, Camat Cempaka Putih, Lurah Rawasari.
Kegiatan pelatihan ini diikuti sebanyak 50 orang WBP dan pembukaan acara ditandai dengan pemukulan gong secara bersama-sama.
Kerjasama Pelatihan Mobile Training Unit (MTU) Tahun 2023 terdiri dari 5 (Lima) kegiatan yang terdiri dari :
1. Operator Komputer
2. Jaringan Komputer
3. Teknik Komputer
4. Teknik Las
5. Otomotif Sepeda Motor
Dalam sambutanya, Kepala Lapas Kelas IIA Salemba, Yosafat Rizanto menyampaikan, Lapas sebagai salah satu wadah pembinaan narapidana yang juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan dan pembinaan bagi narapidana.
“Dengan memberikan program pembinaan kepribadian dan kemandirian sebagai bekal keterampilan dan persiapan ketika bebas nanti. Kemandirian narapidana adalah memperoleh keterampilan serta dapat menghasilkan satu barang atau produk yang dapat dipasarkan dan memiliki nilai jual,” demikian kata Kalapas Kelas IIA Salemba dalam rilis sambutannya yang diterima redaksi, Rabu (16/8/2023).
Lanjutnya, pendidikan dan pelatihan adalah pelatihan bagi tenaga kerja untuk menyediakan pekerja terampil yang memiliki peran penting dalam industri.
“Pendidikan dan Pelatihan tidak hanya mengatur pembelajaran dengan pembelajaran berbasis teori tetapi juga memiliki skema pembelajaran berbasis kerja untuk mempersiapkan lulusan yang kompeten untuk memenuhi permintaan pasar kerja, terutama bagi narapidana yang berada di Lapas Kelas IIA Salemba,” lanjutnya.
Sambung Yosafat, untuk melakukan itu semua Lapas Kelas IIA Salemba perlu bekerja sama dengan berbagai pihak baik swasta maupun pemerintah daerah sehingga dapat memberikan pendidikan dan pelatihanyang berkualitas kepada narapidana.
Pendidikan dan pelatihan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Salemba dilaksanakan dengan mengaplikasikan azas “Training by Doing”.
“Pelatihan dengan penggabungan antara pemberian materi secara teori dan praktik, biasanya pembagian materi teori dan praktek terdiri dari, teori 75 persen dan praktik 25 persen (untuk tingkatan pemula). Teori 50 persen dan Praktik 50 persen (untuk tingkatan lanjutan). Teori 25 persen dan Praktek 75 persen (untuk tingkatan mahir),” jelas Kalapas Kelas IIA Salemba, dalam sambutannya.
Lanjutnya, tujuan pendidikan dan pelatihan bagi warga binaan di Lapas Kelas IIA Salemba diantaranya, memberikan pelayanan dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada warga binaan untuk mempersiapkan diri, bekerja dengan keahlian terapan yang diminatinya.
Kemudian mempersiapkan warga binaan untuk dapat menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian sesuai dengan bidang keahlian dan pekerjaan yang akan ditekuninya.
Kemudian juga memfasilitasi kebutuhan warga binaan terhadap kebutuhan tenaga yang mempunyai keterampilan dan siap untuk memasuki pasar kerja.
“Juga memberikan akses dan peluang yang seluas-luasnya kepada warga binaan untuk memanfaatkan serta mengikuti penyelenggaraan pendidikan vokasi di Lembaga Pemasyarakatan,” jelas Yosafat.
Yosafat berharap kerjasama ini dapat membantu Lapas Kelas IIA Salemba dalam melaksanakan programnya, seperti program pembinaan, baik kepribadian maupun kemandirian.
Pada pelatihan ini para WBP dieduksi oleh tenaga instruktur dari Pusat Pelatihan Kerja Daerah Jakarta Pusat serta pedamping dari JFU Bimbingan Kerja dengan metode 30 persen teori dan 70 praktik.[]