Jakarta (parade.id)– Pemilu saat ini tanda lonceng kematian demokrasi di Indonesia. Hal itu disampaikan Cendikiawan Kebangsaan sekaligus Intelektual Muhammadiyah Sukidi Mulyadi, saat ditanya soal pagelaran pemilu saat ini apakah sudah membuat Indonesia sebagai Negara demokratis, yang tayang di salah satu stasiun televisi, baru-baru ini.
“Kematian demokrasi itu ditandai dengan pendekatan kekuasaan yang begitu vulgar dan brutal,” ujarnya.
Apa yang terjadi pada pemilu saat ini, ia katakan merupakan bagian dari apa yang disampaikan oleh professor dari Harvard Law School, Profesor Mark sebagai pendekatan kekuasaan menggunakan jalur konstitusional secara agresif dan brutal demi kekuasaan.
“Itulah yang sebabnya mengapa, pemilu menandai kematian demokrasi, karena hukum, supremasi hukum, itu ditelikung dengan pendekatan kekuasaan melalui eksploitasi konstitusi secara brutal dan agresif. Jadi menghalalkan segala cara,” terangnya.
Tanpa dibatasi dengan hukum, tirani kekuasaan kekuasaan menurut dia akan menjelma menjadi monster bagi rakyatnya.
“Kita ingat kembali impian republik demokratis yang diletakkan oleh Bung Hatta. Kenapa republik demokratis itu diikat dengan hukum? Karena Bung Hatta, seperti halnya para pendiri Republik Amerika sadar betul bahwa kekuasaan itu harus dibatasi dengan hukum,” imbuhnya.
(Rob/parade.id)