Minggu, Mei 18, 2025
  • Info Iklan
Parade.id
  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya
Parade.id
Home Nasional

Peran Pemerintah Dalam Mengatasi Masalah Pertanian Belum Optimal

redaksi by redaksi
2024-09-25
in Nasional, Pendidikan
0
Peran Pemerintah Dalam Mengatasi Masalah Pertanian Belum Optimal

Foto: dok. istimewa

0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta (parade.id)- Kemarin, Selasa (24/9/2024), bertepatan dengan Hari Tani Nasional (HTN) 2024, sejumlah mahasiswa dari beberapa kampus dan atau organisasi, menjadi pembicara di acara diskusi bertema “Problema Kesejahteraan Petani: Peran Pemerintah Dalam Mengatasi Permasalahan Sektor Pertanian yang Belum Optimal”.

Mereka adalah Sekretaris Jenderal FKK-HIMAGRI Gunawan, Presiden Nasional 1 IBEMPI 2024 Khariq Anhar, Presiden Nasional 2 IBEMPI 2024 Al Wisyahk.

Related posts

Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

2025-04-12
ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

2025-04-12

Ketiga narasumber membahas peran pemerintah dalam sektor pertanian, dengan fokus pada kesejahteraan petani dan kebijakan yang diambil untuk mendukung sektor tersebut.

Khariq Anhar, menyoroti minimnya literatur pertanian yang mengkritisi kebijakan. Menurutnya, literatur yang tersedia lebih fokus pada aspek teknis pertanian seperti cara menanam atau teknik pertanian, namun minim pembahasan tentang realitas pasar, harga komoditas, atau masalah kebijakan seperti monopoli sawit dan penolakan sawit Indonesia oleh Eropa.

Ia juga menekankan bahwa mahasiswa seharusnya berperan lebih besar dalam memengaruhi kebijakan publik dan mencermati peran pemerintah yang sering kali tidak sesuai dengan kompetensi para pengambil kebijakan di sektor-sektor tertentu.

Al Wisyahk menambahkan bahwa secara anggaran dan kebijakan, pemerintah telah melakukan usaha yang maksimal, implementasi kebijakan sering kali tidak berhasil. “Masalah-masalah seperti korupsi, kepentingan politik, dan minimnya analisis ilmiah yang mendasari keputusan, menjadi penghambat utama,” kata dia.

Ia mencontohkan kebijakan “food estate” yang gagal meskipun telah dibahas dalam banyak forum ilmiah dan akademis.

Menurutnya, keputusan kebijakan harus lebih memperhatikan kondisi lokal, dengan melibatkan ahli yang memiliki latar belakang pertanian, bukan sekadar mengejar kepentingan politik.

Gunawan menyoroti pentingnya strategi yang tepat dalam memajukan sektor pertanian, terutama dalam hal kesejahteraan petani.

Ia mengkritisi nilai tukar petani (NTP) yang rendah di tengah meningkatnya biaya produksi, seperti harga pupuk yang terus melonjak.

Menurutnya, kebijakan pertanian lebih sering didorong oleh kepentingan politik ketimbang memperhatikan kebutuhan petani.

Ia juga menyinggung sistem ekonomi yang lebih condong pada kapitalisme, sementara seharusnya ekonomi Indonesia didasarkan pada prinsip Pancasila yang mengedepankan keadilan sosial.

Ketiga narasumber sepakat bahwa pemerintah belum optimal dalam mendukung sektor pertanian.

Meskipun kebijakan sudah dibuat, eksekusinya sering gagal akibat kurangnya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat.

Mereka juga sepakat bahwa peran mahasiswa dan akademisi menjadi sangat penting dalam menawarkan solusi yang lebih kritis dan berbasis pada realitas lapangan.

Para narasumber juga menyoroti peran lembaga pertanian yang harus lebih fokus pada pemberdayaan petani lokal dengan solusi yang berbasis pada kondisi spesifik daerah.

Diskusi ini menegaskan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan keterlibatan semua pihak dalam memperbaiki sektor pertanian Indonesia, dengan fokus pada keberlanjutan kesejahteraan petani dan pembenahan kebijakan yang lebih adil serta ilmiah.

Dari permasalahan yang ada di sektor agraria ternyata bukan hanya hal-hal yang bersifat teknis yang dihadapi masyarakat secara langsung, namun banyak hal lain yang dianggap merugikan para tani atas haknya ,termasuk kasus korupsi di kementrian pertanian oleh SYL kemarin sangat disayangkan.

Lembaga yang harusnya memberikan kebijakan yang baik untuk memajukan sektor pertanian Indonesia malah bertingkah rusak seperti itu. Kita butuh Kementan yang serius dalam menentukan arah pertanian Indonesia dan yang pasti kompeten di bidangnya.

Hadir beberapa elemen masyarakat seperti POPMASEPI, FKK HIMAGRI, IBEMPI, BEM Universitas Esa Unggul dan Mahasiswa Universitas Trilogi.

(Verry/parade.id)

Tags: #Mahasiswa#PendidikanHTN 2024
Previous Post

Kepercayaan Jumhur Hidayat kepada Prabowo Subianto Menyelesaikan Kasus Tanah (Petani)

Next Post

Visi Misi Pramono-Rano

Next Post
Visi Misi Pramono-Rano

Visi Misi Pramono-Rano

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

2025-04-12
ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

2025-04-12
Hati Nurani JPU yang Tuntut HRS Enam Tahun Penjara Dipertanyakan

Evakuasi Warga Gaza Memuluskan Pembersihan Etnis

2025-04-11

Rutan Makassar Dinilai Rawan Bisnis Kejahatan karena Minim CCTV

2025-04-11
Ketua KPIPA: Gaza Butuh Bantuan Militer Indonesia’s Hentikan Genosida

Ketua KPIPA: Gaza Butuh Bantuan Militer Indonesia’s Hentikan Genosida

2025-04-11
Ketua PP Bicara soal Kepemimpinan Muhammadiyah Masa Depan

MUI Mempertanyakan Sikap Presiden Prabowo yang Berencana Mengevakuasi Warga Gaza

2025-04-10

Twitter

Facebook

Instagram

@paradeid

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Berita Populer

  • Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

    Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indonesia Negara Muslim Terbesar di Dunia Harus Jadi Garda Terdepan Memerangi Islamofobia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lima Tempat yang Wajib Dikunjungi di Ciwidey Bandung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Evakuasi Warga Gaza Memuluskan Pembersihan Etnis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • GEBRAK: Bubarkan DPR!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tagar

#Anies #ASPEKIndonesia #Buruh #China #Cianjur #Covid19 #Covid_19 #Demokrat #Ekonomi #Hukum #Indonesia #Internasional #Jakarta #Jokowi #Keamanan #Kesehatan #Kolom #KPK #KSPI #Muhammadiyah #MUI #Nasional #Olahraga #Opini #Palestina #Pariwisata #PartaiBuruh #PDIP #Pendidikan #Pertahanan #Pilkada #PKS #Polri #Prabowo #Presiden #Rusia #RUUHIP #Siber #Sosbud #Sosial #Teknologi #TNI #Vaksin dpr politik

Arsip Berita

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kontak
Email: redaksi@parade.id

© 2020 parade.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya

© 2020 parade.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In