Minggu, Mei 18, 2025
  • Info Iklan
Parade.id
  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya
Parade.id
Home Nasional Ekonomi

Pesan Ekonom Chatib Basri ke Mahasiswa Ekonomi

redaksi by redaksi
2020-08-30
in Ekonomi, Nasional, Pendidikan
0

Foto: Muhammad Chatib Basri, dok. Ist

0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta (PARADE.ID)- Untuk mahasiswa ekonomi. Satu hal yang menarik untuk dipelajari dari COVID-19 adalah perilaku masyarakat. Ini berguna untuk memahami apa yang terjadi dan menjadi input dalam kebijakan. Jujur, begitu banyak yang kita tidak tahu dari pandemi ini.

Data memang amat terbatas, namun kita bisa bereksperimen dengan data dari Google, Apple, Facebook, Covid-19 dsb. Tentu ini hanya proxy dan tak mencerminkan presisi. Tapi ia membantu kita sebagai leading indicators Humdata.org.

Related posts

Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

2025-04-12
ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

2025-04-12

Data google mobility menunjukkan bahwa setelah re-opening aktifitas mobilitas naik tajam, lalu flat dan melambat. Data menunjukkan bulan Juni-Augustus terjadi perlambatan. Ini juga konsisten dengan survei @saifulmujani bahwa persepsi orang ekonomi kembali menurun.

Mengapa? Ada beberapa kemungkinan penjelasan.

1. Daya beli yang lemah.

2. Perilaku kelas menengah atas yang berhati-hati karena kesehatan.

3. Perubahan perilaku (belanja online dsb).

4. Protokol kesehatan membuat ekonomi tak bisa beroperasi 100 persen, akibatnya skala ekonomis tak tercapai.

Jika ekonomi hanya beroperasi 50 persen, maka untuk banyak sektor break even point tak tercapai. Perusahaan bisa tetap survive selama msh bisa bayar biaya variable seperti gaji dsb, tapi tak untung. Perusahaan bisa jadi zoombie companies. Karena itu tak ada insentif untuk ekspansi dan meningkatkan investasi. Ekonomi akan stuck atau pemulihan lambat.

Coba buat hitungan sederhana. Jika, misalkan vaksin tersedia Jan 2021. Maka berapa orang yang harus mendapat vaksin lebih dahulu. Misal hanya org tua atau yang komorbit. Misal saja: jumlanya 25 juta orang (angka ini sangat konservatif).

Jika ada 25 juta dan setahun 365 hari. Maka setiap hari harus ada 68 ribu orang di vaksin selama setahun. Mampukah kita memvaksin 68 ribu orang per hari? Saya tidak tahu. Dan itu membutuhkan waktu 1 tahun. Padahal kabarnya dibutuhkan 2 kali vaksin.

Sebelum vaksin selesai, protokol kesehatan harus tetap dijalankan. Artinya ekonomi harus beroperasi dibawah 100 persen. Dengan kondisi ini, maka pemulihan akan berbentuk U, bukan V.  Untuk Q3 thn ini mungkin masih terjadi perlambatan.

Hal lain yang menarik diperhatikan adalah hubungan antara perilaku tinggal di rumah (RES) dengan aktivitas grocery dan pharmacy. Perhitungan kuantitatif menunjukkan bahwa  semakin banyak orang tinggal di rumah semakin tinggi aktifitas untuk ke grocery dan pharmacy.

Penjelasannya mungkin konsumsi makanan dan essential naik ketika orang tinggal di rumah. Selain itu aktifitas ke grocery mungkin jadi semacam rekreasi juga.

Hal lain: orang keluar rumah, terutama setelah re-opening dapat dijelaskan oleh aktifitas pergi ke retail dan recreation dan ke transit station dan transportasi, bukan ke tempat bekerja.

IMG_4712.jpeg

Hal lain yang menarik dilihat. Perhitungan kuantitatif menunjukkan bahwa keputusan orang tinggal di rumah juga dipengaruhi new death case (NDC) karena covid, yang dicoba dilihat apakah tambahan kasus kematian membuat orang tinggal di rumah?

Perhitungan kami. Kenaikan new death case akan membuat orang tinggal di rumah tetapi hanya untuk waktu yang pendek. Setelah itu orang kembali ke luar rumah.

IMG_4713.jpeg

Eksperimen ini tentu masih sangat awal, perlu study yang robust dan mendalam. Namun ini adalah sebuah ruang yang menarik dijelajahi. Tidak perlu khawator membuat kesalahan. Jujur masih banyak yang harus kita belajar dari pandemi ini.

Ilmu pengetahuan memang harus bisa dibuktikan salah. Bila tidak ia akan jadi dogma. Menarik bila kita menemukan jawaban yang di luar dugaan atau hipotesa kita. Itulah yang akan membuat pemikiran tidak berhenti, dimana semua kemungkinan pikiran dibuka. Eksplorasi bukan konklusi.

*Ekonom, Muhammad Chatib Basri

Tags: #Covid-19#Ekonom#Ekonomi#Mahasiswa#Nasional#Pendidikan
Previous Post

Usman Hamid: TNI-Polri Harus Jadi Teladan dalam Kepatuuan kepada Hukum

Next Post

100 Dokter Meninggal: Jokowi, Cobalah Berbuat Sesuatu

Next Post
Fahri Hamzah: Tiga Tantangan Dihadapi Bangsa Indonesia

100 Dokter Meninggal: Jokowi, Cobalah Berbuat Sesuatu

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

2025-04-12
ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

2025-04-12
Hati Nurani JPU yang Tuntut HRS Enam Tahun Penjara Dipertanyakan

Evakuasi Warga Gaza Memuluskan Pembersihan Etnis

2025-04-11

Rutan Makassar Dinilai Rawan Bisnis Kejahatan karena Minim CCTV

2025-04-11
Ketua KPIPA: Gaza Butuh Bantuan Militer Indonesia’s Hentikan Genosida

Ketua KPIPA: Gaza Butuh Bantuan Militer Indonesia’s Hentikan Genosida

2025-04-11
Ketua PP Bicara soal Kepemimpinan Muhammadiyah Masa Depan

MUI Mempertanyakan Sikap Presiden Prabowo yang Berencana Mengevakuasi Warga Gaza

2025-04-10

Twitter

Facebook

Instagram

@paradeid

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Berita Populer

  • Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

    Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indonesia Negara Muslim Terbesar di Dunia Harus Jadi Garda Terdepan Memerangi Islamofobia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lima Tempat yang Wajib Dikunjungi di Ciwidey Bandung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Evakuasi Warga Gaza Memuluskan Pembersihan Etnis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wahdah Islamiyah Audiensi dengan Kementerian ATR/BPN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tagar

#Anies #ASPEKIndonesia #Buruh #China #Cianjur #Covid19 #Covid_19 #Demokrat #Ekonomi #Hukum #Indonesia #Internasional #Jakarta #Jokowi #Keamanan #Kesehatan #Kolom #KPK #KSPI #Muhammadiyah #MUI #Nasional #Olahraga #Opini #Palestina #Pariwisata #PartaiBuruh #PDIP #Pendidikan #Pertahanan #Pilkada #PKS #Polri #Prabowo #Presiden #Rusia #RUUHIP #Siber #Sosbud #Sosial #Teknologi #TNI #Vaksin dpr politik

Arsip Berita

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kontak
Email: redaksi@parade.id

© 2020 parade.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya

© 2020 parade.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In