Jakarta (PARADE.ID)- Presiden Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) Daeng Wahidin beserta puluhan anggotanya kemarin, Kamis (19/5/2022), melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR RI, Jakarta, untuk memperingati May Day 2022.
Dalam orasinya, Daeng di antaranya menyinggung Omnibus Law UU Cipta Kerja (Ciptaker). Ia dan lainnya pun menyebut adalah korban UU Ciptaker.
“Maka dari itu kalian yang mewakili sebagian dari kawan-kawan kita, tidak bisa masuk ke Jakarta, sampaikan untuk besok, seluruh anggota PPMI akan menggunakan pakai motor (kalau dihalang-halangi). DPP PPMI siap tanggung jawab,” sampainya.
Soal Ciptaker ini kata Daeng adalah pertarungan harga diri kaum buruh. Kehadiran Ciptaker ini kata dia juga seperti menginjak-injak kaum buruh yang dilakukan oleh rezim Jokowi.
“Setiap regulasi legislatif dan eksekutif selalu mementingkan kaum pemodal, bukan rakyat Indoenesia, yang seharusnya disejahterakan. Apa yang terjadi saat ini bikin jutaan buruh di-PHK. Belum lagui menikmati kenaikan upah. Kalaupun naik, sangat kecil,” ungkapnya.
Ini berbeda dengan kenaikan harga minyak goreng. Naik kata Daeng hingga 100 persen. Dari harga 14.000 menjadi 25.000/liter.
Padahal, Jokowi kata dia sudah membuat kebijakan menyetop ekspor CPO. Namun, harga minyak goreng tidak juga turun.
“Rezim ini tampaknya hanya bisa menurunkan harga diri bangsa kita. Apalagi ditambah dengan yang baru ini dengan Singapura, di mana ada warga kita yang dideportasi—harusnya pemerintah bersikap, karena ini bukan soal ustaz atau ulama yang dideportasi, melainkan soal harga diri,” ia memberi contoh.
“Turun juga harga diri kita, saat Jokowi bertandang ke Amerika Serikat yang tidak disambut oleh Presiden Joe Biden,” sambungnya.
(Rob/PARADE.ID)