Jakarta (PARADE.ID)- Presiden Jokowi mengadakan Rapat Terbatas (Ratas) dengan para Menko, para menteri, Panglima TNI, Kapolri, seluruh Gubernur dan Wakil Gubernur, seluruh Bupati dan Wali Kota. Juga dengan Pangdam, Kapolda, Danrem, Dandim, dan Kapolres.
Dalam Ratas yang dilangsungkan kemarin, melalui kanal YouTuber Sekretariat Presiden, Jokowi meminta kepada semua pihak di atas untuk merespons cepat kasus Covid-19, terutama di luar Jawa-Bali. Pasalnya, Presiden melihat terjadinya pergeseran lonjakan kasus dari Jawa-Bali ke luar Jawa-Bali.
“Dan selama 2 minggu terakhir ini saya melihat penambahan kasus-kasus baru di provinsi-provinsi di luar Jawa terus meningkat,” akunya.
Misalkan di catatan dirinya, pada tanggal 25 Juli, di luar Jawa Bali berkontribusi 13.200 kasus, atau 34 persen dari kasus baru secara nasional.
“Tetapi lihat per 1 Agustus, itu naik menjadi 13.589 atau 44 persen dari total kasus baru secara nasional, dan per 6 Agustus 2021 naik lagi ke angka 21.374 kasus. Ini sudah 54 persen dari total kasus baru secara nasional. Hati-hati kenaikan dalam 2 minggu ini,” ia mengingatkan.
Lantas, dalam Ratas itu, ia langsung perintahkan Panglima dan Kapolri untuk betul-betul mengingatkan selalu kepada Pangdam Kapolda dan Danrem, Dandim, Kapolres untuk secara cepat merespons dari angka-angka yang tadi ia sampaikan, karena menurut dia kecepatan itu ada di situ.
“Saya melihat ini angka-angka, hati-hati. Ini yang 5 provinsi yang tinggi-tinggi di 5 Agustus kemarin. Kaltim kasus aktif yang ada 22.529, Sumut 21.876, Papua 14.989, Sumbar 14.496, Riau 13.958, itu hari Kamis,” katanya.
“Hati-hati hari Jumat kemarin, Sumut naik menjadi 22.892, naik, Riau naik menjadi 14.993, naik, Sumbar 14.712 ini juga naik, yang turun di 2 hari kemarin Kaltim dan Papua. Tapi hati-hati ini selalu naik dan turun,” sambungnya.
Untuk daerah NTT, Presiden mengingatkan untuk hati-hati. Sebab ia melihat dalam seminggu kemarin tanggal 1 Agustus di NTT itu masih 886. Tapi di tanggal 2 Agustus 410 kasus baru.
Tanggal 3 Agustus 608 kasus baru. Tanggal 4 Agustus 530, tetapi lihat di tanggal 6 kemarin 3.598. Dan menurutnya angka-angka seperti ini harus direspons secara cepat.
Hal yang Perlu Dilakukan
Hal untuk di atas, maka kata Presiden adalah pertama berkaitan dengan mobilitas masyarakat. Kalau sudah kasusnya besar seperti itu, maka mobilitas masyarakat harus direm.
“Yang pertama paling penting ini Gubernur semua harus tahu, Pangdam, Kapolda semua harus tahu, artinya mobilitas manusianya yang direm paling tidak 2 minggu,” pesannya.
Kedua, ia meminta secara langsung kepada Panglima TNI yang berkaitan testing dan tracing segera ditemukan siapa orang-orang yang memiliki kasus positif.
“Segera ditemukan. Merespons secara cepat, karena berkaitan dengan kecepatan. Kalau enggak, orang yang punya kasus positif sudah menyebar ke mana-mana, segera temukan,” perintahnya.
Kedua, adalah dengan testing dan tracing yang menurutnya harus segera ditemukan. Tes, hingga ditracing dia kontak dengan siapa.
Ketiga, kata Presiden, harys segera bawa mereka. Ajak mereka untuk masuk isolasi terpusat. Dan menurutnya ini adalah tugas Gubernur, Bupati dan Wali Kota untuk siapkan isolasi terpusat di kota masing-masing. Bisa jumlahnya 1, 2, 10, bisa pakai sekolah.
“Saya lihat beberapa provinsi di Jawa pakai sekolah, pakai balai, pakai gedung-gedung olahraga, diberi tempat tidur yang nyaman. Bawa mereka ke sana,” kata dia.
Selain itu, ia juga meminta kepada Menteri PU membantu daerah dalam rangka persiapan isoter ini, terutama di daerah-daerah yang tadi ia sebutkan yang segera harus merespons dari angka-angka yang ada. Juga ia meminta agar dilibatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), terutama dalam penanganan pasien.
“Bisa kalau di Jawa ada yang lewat telemedicine, kalau nggak ya lewat telepon pun nggak apa-apa. Ini untuk kurangi angka kematian yang ada. Saya rasa 3 hal itu aja,” katanya lagi.
“Sekali lagi saya ulang mobilitas index yang harus diturunkan, testing dan tracing yang harus direspons dengan cepat. Ketiga isolasi terpusat, ini sudah pengalaman di provinsi-provinsi di Jawa bisa turun, 3 hal ini dilakukan, saya rasa nggak usah banyak-banyak saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini,” sambungnya.
Terakhir, ia meminta agar percepaan vaksinasi, yang semuanya harus mendukung, selain 3 tadi. Namun kunci terakhir menurut dia yaitu kecepatan vaksinasi, karena semua negara melakukan ini dan kita juga lakukan dengan kecepatan.
“Vaksin ada jangan sampai, kalau gubernur mendapatkan vaksin, Bupati, Wali Kota dapatkan vaksin jangan biarkan vaksin itu berhenti sehari 2 hari, langsung suntikkan ke masyarakat. Habis, minta pusat lagi,” ia mengingatkan.
Presiden juga mengingatkan agar jangan ada stok vaksin terlalu lama, baik di Dinkes, maupun RS dan Puskesmas. Agar diperintahkan segera semua suntikan, karena kecepatan ini memberikan proteksi pada rakyat kita.
“Saya akan ikuti terus angka-angka harian ini,” tandasnya.
(Rgs/PARADE.ID)