Jakarta (PARADE.ID)- Ketua Umum PP KAMMI Elevan Yusmanto mengatakana bahwa RUU HIP berpotensi memecah belah anak bangsa dalam perdebatan ideologis yang sebenarnya sudah final. Dan final yang telah dilakukan para pendiri bangsa kita.
Salah satu pasal yang banyak dikritik adalah Pasal 7 yang memiliki tiga ayat, yaitu:
(1) Ciri pokok Pancasila adalah keadilan dan kesejahteraan sosial dengan semangat kekeluargaan yang merupakan perpaduan prinsip ketuhanan, kemanusiaan, kesatuan, kerakyatan/ demokrasi politik dan ekonomi dalam satu kesatuan.
(2) Ciri Pokok Pancasila berupa trisila, yaitu: sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi, serta ketuhanan yang berkebudayaan.
(3) Trisila sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terkristalisasi dalam ekasila, yaitu gotong-royong,” demikian keterangan tertulis yang didapat parade.id, Minggu (21/6/2020).
Menurut Elevan, pasal-pasal tersebut hanya akan mengulang perdebatan ideologis dan tidak pantas untuk dilanjutkan.
“Perumusan pancasila adalah komitmen kebangsaan dan bernegara para founding father yang diterima oleh segala macam komponen baik suku, agama, maupun perbedaan politik, sehingga perlu dijaga karena merupakan penyatu nilai kebangsaan dan bernegara kita,” katanya.
Selain itu menurut Elevan, jika RUU ini nantinya diterima menjadi UU maka celah untuk dijadikan sebagai alat politik sangat terbuka
“RUU HIP ini dapat dipakai menjadi alat politik terhadap entitas politik yang berbeda, dan ini sangat berbahaya bagi keberlangsungan kehidupan demokrasi kita,” tambahnya.
Oleh karena itu, kata dia, penerjemahan Pancasila yang ada dalam batang tubuh pembukaan UUD 1945 itu sudaj cukup. Jangan ada lagi penambahan yang lain.
Sebagaiamana yang diberitakan, bahwa Rancangan Undang-undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang dibahas oleh DPR menuai polemik yang tidak berkesudahan. Berbagai penolakan muncul dari berbagai macam organisasi masyarakat. Ormas Islam dan lembaga Islam juga ikut meresponnya.
(Robi/PARADE.ID)