Jakarta (parade.id)- Sejarawan JJ Rizal memohon kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menghentikan pembangunan halte Transjakarta Tosari-Bundaran HI. Rizal menilai karena pembangunan itu merusak pandangan ke Patung Selamat Datang dan Henk Ngantung Gontein warisan Presiden Sukarno, dengan Gubernur Henk Ngantung sebagai poros penanda perubahan Ibu Kota kolonial ke Ibu Kota nasional.
“patung selamat datang dg henk ngantung fontein penting bkn hanya krn karya presiden sukarno en maestro edi sunarso serta gubernur henk ngantung, tp jg simbol keramahan bangsa, semangat bersahabat mlaksanakan ketertiban dunia berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial,” ungkapnya, kemarin.
Hotel Indonesia kata Rizal juga bukan hanya simbol awal pariwisata modern Indonesia pasca kolonial, tapi arsitektur karya Abel Sorensen, arsitek markas besar PBB di New York bersama Presiden Sukarno dengan para maestro lukis dan sastra Indonesia, yang oleh Sukarno disebut “pembuka wajah muka Indonesia”.
“kawasan bersejarah warisan sukarno dalam 20 thn terakhir telah jadi korban vandalisme, berbagai kepentingan berebut dg macam2 alasan tp satu tujuannya yaitu mengkapitalisasi posisinya yg strategis, kalau tdk distop maka jakarta akan kaya infrastruktur tp miskin karaktera,” tertulis demikian di akun Twitter-nya.
“apalagi @PT_Transjakarta tak cukup puas hanya bangun halte gigantis di sekitar hi, tp jg di sarinah, satu lg penanda sejarah untuk mengingatkan bahwa ibukota nasional berbeda dr ibukota kolonial, simbol ekonomi kapitalisme yg rakus, melainkan ibukota ekonomi kerakyatan,” sambungnya.
Seharusnya, kata dia, sebagai bagian dari badan usaha masyarakat Jakarta, PT Trans Jakarta yang bisnya wira wiri di ruang bersejarah warisan Sukarno itu berefleksi mengadopsi etos kerja maestro, berkelas dunia, tp berorientasi kerakyatan serta menjaga sumber inspirasi kota, yaitu warisan sejarahnya.
Ia kembali memohon agar Gubernur DKI Anies menyetop pembangunan halte Transjakarta yang disebutnya arogan di kawasan cagar budaya penanda sejarah perubahan kota kolonial jadi kota nasional warisan Sukarno.
“jgn biarkan halte2 itu jd noda di buku sejarah masa pemerintahan bpk yg kaya prestasi. semoga @PT_Transjakarta menemukan model arsitektural yg lebih pantas en menguatkan vista sejarah yg berharga, kaya nilai serta perlu dirayakan sebagai berkah dari pendiri bangsa,” harapnya.
(Rob/parade.id)