Jakarta (parade.id)– Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) Cabang Jakarta Menilai penamaan Organisasi Papua Merdeka (OPM) oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) suda sangat tepat.
“Penamaan OPM oleh panglima TNI yang sebelumnya KKB menurut saya suda sangat tepat sebab, organisasi OPM suda sangan brutal dalam melakukan penyerangan terhadap masyarakat sipil TNI dan Polri kita” Ujar Jufri.
Selain itu, situasi dan perkembangan yang terjadi di Papua, telah memperlihatkan pergerakan kelompok separatis OPM semakin intens melakukan penyerangan.
Muhammad Jufri, sudah sepatutnya pemerintah mengambil langkah cepat dan tepat dalam menumpas dan memberantas kelompok separatis bersenjata di Papua, karena aksi penyerangan yang dilakukan kelompok itu sudah sangat meresahkan dan menghawatirkan masyarakat.
“Jika pembiaran terus dilakukan, bukan tidak mungkin masyarakat Papua akan semakin bersikap apatis terhadap Pemerintah Pusat dan kelompok separatis semakin leluasa menggiring masyarakat untuk mendukung cita-cita perjuangan kelompok OPM tersebut,” kata Jufri dalam rilisnya diterima media, Kamis (02/04/2024).
Sebab, lanjut Jufri, persoalan Papua bukan hanya persoalan pembangunan infrastruktur dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi, melainkan persoalan kedaulatan suatu bangsa,” sambungnya.
Menurut dia pemerintah dan institusi TNI Polri kita harus tegas, semua pihak harus menyampingkan ego sektoral terkait pelabelan nama teroris dan pelaku kriminal terhadap OPM.
Jufri melihat, kelompok OPM sangat jelas ingin memisahkan diri dari NKRI dan mereka terus melancarkan propaganda internasionalnya kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) agar PBB menekan dan menjatuhkan sanksi tegas kepada Indonesia terkait persoalan Hak Asasi Manusia (HAM).
Padahal, kata Jufri, yang Kelompok OPM ini lakukan agar pemerintah Indonesia mengalami ambiguitas dalam penanganan kelompok separatis, karena menyangkut isu HAM.
“Bahwa situasi dan kondisi Papua juga merupakan persoalan kedaulatan negara maka pemerintah dan Institusi TNI Polri kita harus tegas dalam menangani kelompok OPM. Sebab, ini suda mangancam kedaulatan negara NKRI,” imbuhnya.
Kita tau kelompok OPM ini buka kelompok separatis kriminal biasa namun kelompok OPM ini ingin memisahkan diri dari NKRI.
“Sebab, sudah sangat jelas dan terang benderang jika mereka adalah kelompok OPM yang mengancam kedaulatan, karena mereka memiliki persenjataan, struktur, simbol/bendera, uniform, dengan konsep perjuangan ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” terangnya.
Lebih lanjut, Sekretaris HMI MPO Jakarta Raya itu memberi dukungan kepada pemerintah, dan Institusi TNI Polri untuk tidak perlu takut dengan isu HAM, karena ini mengenai teritoris Indonesia dan tidak boleh ada campur tangan pihak luar terhadap urusan politik dalam negeri.
“Mau sampai kapan lagi korban berjatuhan baik dari aparat keamanan maupun warga sipil jika pemerintah dan institusi TNI Polri kita tidak meresponnya dengan cepat, apalagi berkaitan dengan isu Papua Merdeka,” katanya.
Menurut dia, penamaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Menjadi Organisasi Papua Merdeka (OPM) Oleh panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto suda sangat tepat sebab ini bisa mempercepat penganan konflik di papua agar tidak terjadi lagi korban yang berjatuhan.
TNI merupakan institusi yang paling ideal sebagai ujung tombak dalam upaya penumpasan kelompok separatis KKB dengan memberikan tugas operasi militer disertai fasilitas dan operasional penuh untuk menumpas OPM sampai ke akar-akarnya.
Selain Itu Jufri Juga Mendorong TNI Polri Agara lebi tegas menumpaskan Kelompok OPM dan jufri juga berpesan jangan takut Soal HAM.
“Kita tau bentuk dari HAM adalah menghindari tindakan represif oleh apart kepada warga sipil.
Namun persoal papua di luar dari Tindakan HAM Sebab Kelompok OPM itu suda mengakui dirinya adalah tentara Pembebasan bukan lagi warga sipil jadi ini suda menjadi domain aparat TNI Polri kita untuk tegas menumpaskan kelompok OPM di Bumi NKRI ini” tutupnya. *