Jakarta (PARADE.ID)- Pilkada serentak tinggal menghitung hari. Tidak akan lama lagi, masyarakat Indonesi di banyak daerah akan menggunkan hak pilihnya untuk memilih Kepala Daerah.
Di samping itu, Pilkada serentak tahun ini akan dilaksanakan di tengah masa pandemi. Masa di mana tidak sedikit orang dari banyak kalangan tampak merasa mempertanyakan prokol kesehatannya (prokes).
“Prihatin, 70 orang calon kepala daerah terinfeksi Covid19, 4 orang diantaranya meninggal dunia. 100 orang penyelenggara termasuk Ketua KPU RI terinfeksi,” demikian cuitan pakar hukum Hamdan Zoelva, kemarin, di akun Twitter-nya.
Hamdan melihat, Pilkada saat ini sungguh besar pengorbanannya sehingga banyak korban yang berjatuhan. Hamdan berharap, dari hal itu, protokol kesehatan benar-benar harus diperketat.
“Semoga wabah ini cepat berlalu.”
Hal yang sama diperhatikan terkait pelaksanaan Pilkada di tengah pandemi adalah politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid.
Hidayat tampak sepakat dengan apa yang dirasakan oleh Hamdan. Bahkan untuk memperkuat protokol kesehatan, Hidayat berharap ada langkah solutif dan edukatif untuk itu.
“mestinya juga ditegakkan sanksi hukum yg tegas&adil terhadap banyak sekali peristiwa kerumunan bermasalah terkait pilkada (saat pendaftaran/kampanye),” timpalnya di akun Hamdan.
Hal itu (sanksi), menurut Hidayat untuk mencegah adanya kerumunan dalam pelaksanaan Pilkada di banyak daerah. Tepatny saat akan melakukan pencoblosan.
(Robi/PARADE.ID)