Jakarta (PARADE.ID)- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar menggelar Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) bersama Kepala BNPB, Kepala BMKG, Kepala BPPT, jajaran KLHK serta akademisi.
Menteri Siti mengatakan dalam Rakornis tersebut bahwa pengendalian Karhutla sedini mungkin itu terus diperkuat dengan patroli terpadu, penguatan kapasitas pada kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA), yang kini juga telah ditambah dengan kelompok paralegal. Pasalnya, dari pantauan BMKG, 72 persen daerah telah memasuki musim kemarau.
“Upaya lain dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC). TMC ini telah kita intensifkan beberapa tahun terakhir untuk mencegah meluasnya karhutla,” kata dia, Sabtu (31/7/2021).
“Di Riau, TMC meningkatkan curah hujan di lokasi penyemaian awan sekitar 194.3 Juta m3 pada fase pertama,” sambungnya.
Upaya lainnya, kata dia, adalah penegakan hukum yang dilakukan bersama Polri dan Ditjen Gakkum KLHK.
“Kita sudah belajar banyak dari kejadian tahun 2015, dan sedang berada di jalur yang tepat menuju sistem pengendalian karhutla secara permanen,” tertulis demikian di akun Twitter-nya.
Per tanggal 29 Juli 2021 ini misalnya, perbandingan hotspot berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. Level ≥80 persen terdapat 684 titik, atau turun 32,14 persen pada periode yang sama tahun 2020 (1.008 titik). Dan akan terus kita tekan angka ini ke level terendah, dengan kerja kolektif kolaboratif.
“Kita punya keyakinan dalam upaya pengendalian karhutla karena didukung oleh data empirik dan pemahaman baik kita secara teoritik. Langkah-langkah taktis semakin memberi rasa optimis terbentuk sistem pengendalian karhutla permanen di Indonesia.”
Kepada banyak pihak terkait yang ikut terus bekerja mengendalikan Karhutla, Siti mengucapkan terima kasih. Ia berharap, kita semua terkait di atas selalu diberi kekuatan dan kesehatan untuk tetap menjaga Indonesia tercinta.
(Rgs/PARADE.ID)