Jakarta (parade.id)- Presiden Jokowi menyampaikan, di tengah berbagai kesulitan yang ada, pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi WNI dari Sudan. Per hari kemarin, sudah 969 WNI yang berhasil dievakuasi dari Sudan.
“936 orang sudah pulang dan 33 orang sudah berada di lokasi yang aman di luar Sudan. Ke depan, perlindungan WNI akan terus kita tingkatkan dan kita perkuat,” Presiden Jokowi menyampaikan, kemarin, saat konferensi pers di Labuan Bajo, NTT.
WNI dievakuasi karena di sana sedang terjadi konflik atau perang saudara. Ratusan dan ribuan orang luka-luka akibat konflik tersebut.
Dikutip bbc.com latar belakang konflik di Sudan bermula sejak kudeta yang terjadi pada Oktober 2021, di mana pemerintahan Sudan dijalankan oleh dewan jenderal dan terdapat dua tokoh militer yang menjadi pusat perselisihan.
Jenderal Abdel Fattah al-Burhan yang menjadi kepala angkatan bersenjata (militer negara), dan presiden hasil kudeta negara itu.
Lalu, wakilnya sekaligus pemimpin RSF, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo atau yang dikenal dengan Hemedti.
Mereka tidak setuju dengan arah pemerintahan negara yang akan menuju pemerintahan sipil.
Salah satu poin utama yang mencuat adalah mengenai rencana melebur 100.000 pasukan RSF ke tubuh militer, kemudian siapa yang nantinya akan memimpin pasukan baru tersebut.
Jika pertempuran berlanjut, ini bisa memecah belah negara dan memperburuk pergolakan politik.
Kalangan diplomat, yang memainkan peran penting dalam upaya mendesak kembalinya pemerintahan sipil, akan putus asa mencari cara agar kedua jenderal itu mau saling bicara.
Sementara itu, warga sipil di Sudan yang akan menanggung periode ketidakpastian lainnya.
(Rob/parade.id)