Jakarta (parade.id)- Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo hadir pada Seminar Nasional yang diadakan oleh Pemuda Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Senin (5/1/2024), di Jakarta, menyinggung dua hal.
Pertama, soal persekusi hingga dipenjaranya ulama dan aktivis. Kedua, soal netralitas TNI juga Polri dalam pemilihan umum (Pemilu).
Soal pertama, Gatot mengatakan, hal itu terjadi lantaran adanya intrik kepentingan di dalam tubuh pemerintahan saat ini.
“Artinya, pemerintah hari ini yang disumpah atas nama Allah dan bangsa Indonesia, tidak mampu melindungi segenap bangsanya dalam menjaga, serta menstabilkan setiap integritas kebijakan,” ujar di Seminar Nasional itu dengan tema: “Pemilu 2024: Titik Krusial Demokrasi dan Potensi Kecurangan Pemilu”.
“Padahal, sejak awal kemerdekaan, bangsa kita sudah menyerukan untuk menjaga dan melindungi segenap bangsa Indonesia,” ia melanjutkan.
Hal kedua, soal netralitas. Soal ini, Gatot menyinggung sumpah. Dimana sebelum puripurna, TNI-Polri disumpah terlebih dahulu, untuk menjaga tanah air Indonesia.
“Dan apabila kemudian hari ini mereka ikut terlibat dalam kampanye atau perpolitikan, itu adalah penghianat Negara,” kata dia tegas, saat ditanya oleh salah seorang mahasiswa.
Seminar Nasional, selain dihadiri pembicara Gatot, juga dihadiri Prof Andi Faisal Bakti, Prof Arif Satria, Prof Didin S Damanhuri, Ismail Rumadhan, dan Prof R Siti Zuhro.
Seminar Nasional didominasi kehadiran mahasiswa dari beberapa kampus dan elemen-elemen pergerakan.
(Razaq/parade.id)