Jakarta (parade.id)- Pameran tunggal Yos Suprapto di Galeri Nasional (Galnas) batal karena lima lukisan Konoha I, Konona II, Niscaya, Makan Malam, dan 2019. Hal tersebut disampaikan Suwarno Wisetrotomo selaku kurator pameran.
Ia menyebut lima karya Yos itu bernuansa vulgar hingga berisi makian sehingga dianggap tidak sesuai dengan tema pameran.
Alasan itu lah yang melatarbelakangi penundaan pameran tunggal Yos. Saat akan berlangsung, ruang pameran Yos digembok oleh pihak Galeri Nasional. Demikian keterangan tertulisnya.
Suwarno menyatakan terdapat dua karya yang ia anggap menggambarkan opini pribadi sang seniman terdapat praktik kekuasaan yang dinilai tidak sesuai dengan tema pameran, Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan.
“Saya sampaikan kepada seniman bahwa karya tersebut tidak sejalan dengan tema kuratorial, dan berpotensi merusak fokus terhadap pesan yang sangat kuat dan bagus dari tema pameran,” kata Suwarno.
“Menurut pendapat saya, dua karya tersebut ‘terdengar’ seperti makian semata, terlalu vulgar, sehingga kehilangan metafora yang merupakan salah satu kekuatan utama seni dalam menyampaikan perspektifnya.”
Sementara itu dalam keterangan resmi di media sosial, Galeri Nasional mengatakan pameran harus ditunda imbas kendala teknis yang tidak bisa dihindari. Padahal, pameran itu dijadwalkan berlangsung sebulan sejak 20 Desember 2024.
Pihak Galeri Nasional mengaku memahami rasa kecewa yang berpotensi muncul imbas langkah tersebut. Lembaga budaya itu lantas meminta maaf kepada semua pihak atas penundaan yang diputuskan tiba-tiba.
Mereka mengklaim penundaan pameran seniman ternama itu diambil atas pertimbangan yang matang. Galnas juga berjanji akan menjalin komunikasi dengan Yos Suprapto agar dapat menemukan solusi terbaik.
“Keputusan ini diambil setelah melalui pertimbangan yang matang, demi menjaga kualitas pengalaman pameran yang ingin kami hadirkan,” tulis pernyataan Galeri Nasional.
“Galeri Nasional Indonesia dan Yos Suprapto telah menjalin hubungan erat sejak awal 2000, dan kami terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan beliau untuk memastikan bahwa kondisi ini akan dikoordinasikan kembali agar dapat terus bekerja sama secara konstruktif di masa depan,” lanjutnya.
Yos mengatakan bahwa pameran tunggal bertajuk “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan” itu batal digelar karena ada permintaan dari kurator untuk menurunkan 5 dari 30 lukisannya agar tidak dipajang. Ia tak mengindahkan permintaan itu.
Imbas dari itu, Yos enggan lagi bekerja sama dengan Galeri Nasional dan Kementerian Kebudayaan. Ia pun membawa semua lukisan itu balik ke Yogyakarta.
(dbs/parade.id)