Selasa, November 18, 2025
  • Info Iklan
Parade.id
  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya
Parade.id
Home Nasional Hukum

Ancaman Militerisme dan Ujian Supremasi Sipil di Era Prabowo

redaksi by redaksi
2025-11-18
in Hukum, Pertahanan, Politik
0
Ancaman Militerisme dan Ujian Supremasi Sipil di Era Prabowo

Foto: narasumber FGD bertajuk “Demokrasi Rawan Militeristik-Rawat Nyala Supremasi Sipil” yang diadakan AMMDI, Senin (17/11/2025)

0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta (parade.id)- Pengurus Pusat Angkatan Muda Majelis Dakwah Islamiyah (PP AMMDI) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Demokrasi Rawan Militeristik-Rawat Nyala Supremasi Sipil”, Senin (17/11/2025), di Jakarta. Forum ini mengetengahkan keprihatinan mendalam terhadap menguatnya jejak militer dan polisi dalam ranah sipil, yang dinilai mengancam fondasi demokrasi Indonesia pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan di awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Dalam sambutannya, perwakilan PP AMMDI secara tegas menyatakan bahwa diskusi ini merupakan bentuk “bukti cinta kepada TNI”. Tujuannya, mencegah TNI dan Polri melangkah lebih jauh ke dalam ruang-ruang sipil yang dapat merusak profesionalisme dan citra institusi tersebut.

Related posts

Penertiban Kawasan Hutan oleh Satgas Merugikan Petani, Penilaian KPA

KPA Nilai Pansus Konflik Agraria Hanya “Pajangan”

2025-11-17
KPA Desak Presiden Prabowo Bentuk Badan Pelaksana Reforma Agraria

KPA Desak Presiden Prabowo Bentuk Badan Pelaksana Reforma Agraria

2025-11-16

“Ini perlu penataan dan pengaturan secara kelembagaan,” serunya, menyinggung adanya lebih dari 4.000 perwira militer dan polisi yang menduduki jabatan sipil di berbagai kementerian dan lembaga.

Forum ini juga menjadi ajang kritik dan masukan untuk pemerintahan baru. “Justru Bapak Presiden kita, Bapak Prabowo Subianto, yang harus punya keberanian,” tantang sang perwakilan.

Pertanyaannya, apakah di era Prabowo justru akan terjadi kemunduran dengan kembalinya “duet ABRI” ataukah pemerintah akan menerima kritik ini sebagai masukan berharga.

Ray Rangkuti: Demokrasi dan Kultur Kekuatan Fisik

Pengamat politik Ray Rangkuti, sebagai narasumber, menyoroti akar masalahnya pada kultur masyarakat Indonesia yang terpesona pada kekuatan dan heroisme fisik, yang beririsan dengan citra militer. “Masyarakat kita itu merasa nyaman, merasa terjaga, kalau yang memimpin itu tentara,” ujarnya.

Menurut Ray, bayangan tentang “ketenteraman” ala Orde Baru telah membuat demokrasi yang deliberatif dan penuh “keributan” dialog dianggap sebagai sumber masalah. “Kita tidak tumbuh dalam kultur yang melihat demokrasi itu sebagai ajang perkhidmatan… bahwa demokrasi itu kita buat dalam konteks supaya kita bisa berdebat, bukan supaya kita bisa tenteram,” tegasnya.

Ia menegaskan bahwa esensi demokrasi adalah mekanisme tanpa kekerasan untuk mengelola perbedaan. Sementara tentara, dengan ilmunya yang mengedepankan penyelesaian secara fisik, tidak seharusnya menguasai politik yang ranahnya adalah dialog.

“Kalau sipil, nanti dihitung lagi. Kalau tentara, diam semua,” sindirnya.

Ray juga mengkritik praktik perangkapan jabatan yang dinilai tidak fair. Empat ribu lebih jabatan sipil yang diduduki personel militer dan polisi aktif berarti merampas peluang dari masyarakat sipil, termasuk generasi muda.

“Ujung-ujungnya jadi konten kreator, bukan pejabat,” ujarnya. Ia mendorong judicial review terhadap undang-undang yang memperluas keterlibatan TNI di ranah sipil.

Sidratahta Mukhtar: Militer Revolusioner dan Overkapasitas Polisi

Akademisi UKI, Sidratahta Mukhtar, memberikan perspektif historis dengan menyebut TNI sebagai “militer revolusioner” yang lahir dari dirinya sendiri (self-rebuilt army), berbeda dengan militer di negara lain yang dibentuk oleh otoritas sipil. Hal ini menciptakan ketegangan historis dalam hubungan sipil-militer.

Di sisi lain, ia menyoroti overkapasitas atau kelebihan perwira tinggi di tubuh Polri. “BKKP itu ada 200 orang… sementara kebutuhan mungkin kurang dari 100,” katanya. Kelebihan ini, diduga, menjadi alasan untuk “memberdayakan” atau menempatkan personel polisi di lembaga di luar mandatnya.

“Sekarang itu terbalik… ada 4 ribuan perwira polisi disebar di instansi sipil,” paparnya. Legitimasi penempatan ini hanya mengandalkan Peraturan Kapolri, bukan undang-undang yang lebih kuat.

Edwin Partogi Pasaribu: Demokratisasi yang Setengah Hati

Wakil Ketua LPSK 2019-2024, Edwin Partogi Pasaribu, menyampaikan kritik bahwa proses reformasi dan demokratisasi pasca 1998 berjalan setengah hati dan penuh kompromi. “Banyak hal sebenarnya dari proses itu mengandung bagian kemampuan,” ujarnya, menyiratkan adanya hal-hal yang tidak tuntas.

Dia memberikan contoh kebijakan yang ambisius dan tampak dipaksakan, seperti program bantuan pangan, yang menurutnya tidak melibatkan pelaku usaha yang berpengalaman. Hal ini mencerminkan mentalitas penguasa yang merasa “paling tahu dan paling bisa”.

“Militerisme itu… adalah alat untuk memaksa demokrasi,” simpulnya, menegaskan bahwa logika militeristik yang memaksa bertentangan dengan hakikat demokrasi yang deliberatif.

FGD ini menyimpulkan bahwa ancaman militerisme terhadap demokrasi Indonesia masih nyata dan bahkan kian menguat. Ekspansi perwira TNI dan Polri ke jabatan sipil, yang didukung oleh payung hukum dan kultur masyarakat yang memuja ketertiban semu, menjadi tantangan terbesar supremasi sipil.

Di bawah pemerintahan Prabowo Subianto, yang berlatar belakang militer kuat, kewaspadaan dan kontrol sipil terhadap institusi bersenjata dinilai harus ditingkatkan. Langkah seperti judicial review dan pendidikan politik bagi publik menjadi salah satu rekomendasi untuk merawat nyala supremasi sipil.

Ratusan mahasiswa hadir dalam FGD. Mereka datang dari berbagai kampus, di antaranya: Universitas Bung Karno (UBK), Universitaa Islam Jakarta (UIJ), Universitas Nasional (Unas), UPN Veteran, Universitas Borobudur, Universitas Trisakti, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Islam As-Syafi’iyah, Universitas Ibnu Chaldun, Unindra, Universitas Tama Jagakarsa, dan lain-lain.*

Tags: #Demokrasi#MiliterAMMDITNI Polri
Previous Post

KPA Nilai Pansus Konflik Agraria Hanya “Pajangan”

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ancaman Militerisme dan Ujian Supremasi Sipil di Era Prabowo

Ancaman Militerisme dan Ujian Supremasi Sipil di Era Prabowo

2025-11-18
Penertiban Kawasan Hutan oleh Satgas Merugikan Petani, Penilaian KPA

KPA Nilai Pansus Konflik Agraria Hanya “Pajangan”

2025-11-17
KPA Desak Presiden Prabowo Bentuk Badan Pelaksana Reforma Agraria

KPA Desak Presiden Prabowo Bentuk Badan Pelaksana Reforma Agraria

2025-11-16
Temuan Kasus Keracunan MBG Momentum Perbaikan oleh BGN

Temuan Kasus Keracunan MBG Momentum Perbaikan oleh BGN

2025-11-14
Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

Dialog Bipartit Langkah Tepat, PHK Harus Jadi Opsi Terakhir

2025-11-13
Polri dan Strategi “Community Policing” dalam Mengamankan Program MBG

Polri dan Strategi “Community Policing” dalam Mengamankan Program MBG

2025-11-13

Twitter

Facebook

Instagram

@paradeid

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Berita Populer

  • PT BAT Instrumen Bank Internasional Diduga Beroperasi tanpa Lisensi, CBA Imbau Waspada

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kompolnas Partai Buruh Tolak Gelar Pahlawan untuk Soeharto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polri dan Strategi “Community Policing” dalam Mengamankan Program MBG

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KPA Desak Presiden Prabowo Bentuk Badan Pelaksana Reforma Agraria

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jurnalis Gaza: “Kami Sudah Membayar Terlalu Mahal”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tagar

#Anies #ASPEKIndonesia #Buruh #China #Cianjur #Covid19 #Covid_19 #Demokrat #Ekonomi #Hukum #Indonesia #Internasional #Jakarta #Jokowi #Keamanan #Kesehatan #Kolom #KPK #KSPI #Muhammadiyah #MUI #Nasional #Olahraga #Opini #Palestina #Pariwisata #PartaiBuruh #PDIP #Pendidikan #Pertahanan #Pilkada #PKS #Polri #Prabowo #Presiden #Rusia #RUUHIP #Siber #Sosbud #Sosial #Teknologi #TNI #Vaksin dpr politik

Arsip Berita

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kontak
Email: redaksi@parade.id

© 2020 parade.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya

© 2020 parade.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In