Jakarta (PARADE.ID)- Fasilitas pengelolaan air milik Israel diserang peretas (hacker) pada Juni lalu. Namun, pekan lalu, Water Authority, perusahaan air negara, mengatakan, serangan tersebut tidak menyebabkan kerusakan di dunia nyata.
Serangan pertama menghantam fasilitas pompa air pertanian di Galilea, sedangkan kedua memukul pompa air di Mateh Yehuda, demikian seperti dikutip dari ZDNet, diakses Selasa (21 Juli 2020).
Serangan itu terjadi setelah Israel mengalami serangan siber pertama pada pasokan air pada April lalu.
Laporan Financial Times pada Juni lalu yang mengutip sumber intelijen mengklaim bahwa peretas telah mendapatkan akses ke beberapa sistem pengolahan air Israel.
Mereka mencoba mengubah kadar klorin air sebelum terdeteksi dan dihentikan. Jika serangan itu berhasil dan kadar klorin air telah disesuaikan, penyerang bisa menyebabkan keracunan ringan pada populasi lokal yang dilayani oleh fasilitas yang terpengaruh.
Setelah intrusi, Direktorat Siber Nasional Israel (INCD) dan Water Authority mengirimkan peringatan agar fasilitas pengolahan air untuk mengubah kata sandi dari peralatan yang terhubung internet “dengan penekanan, terutama pada sistem operasional dan perangkat kontrol klorin.”
Serangan tersebut menjadi pembelajaran penting bagi otoritas pengelola fasilitas publik di Indonesia. Serangan siber bisa terjadi di mana saja dan kapan pun. Mitigasi ancaman siber patut dilakukan setiap saat.
(Cyberthreat/PARADE.ID)