Jakarta (PARADE.ID)- Google mengumumkan pada hari Rabu (12 Agustus 2020) bahwa mereka sedang bersiap melakukan eksperimen di Chrome 86 sebagai bagian dari upaya melawan URL palsu yang sering digunakan oleh penjahat siber untuk jebakan phishing.
Seperti diketahui, penjahat siber sering memanipulasi tautan URL sebagai bagian dari serangan phishing, rekayasa sosial (social engineering), dan berbagai bentuk penipuan lainnya.
Penelitian yang dilakukan baru-baru ini oleh Google dan University of Illinois di Urbana-Champaign menunjukkan bahwa 60 persen pengguna tertipu lewat jalur tautan URL palsu yang dibuat mirip dengan yang aslinya.
Dalam upaya untuk mencegah URL palsu, vendor browser web telah mulai menguji berbagai metode, seperti hanya menampilkan bagian domain yang dapat didaftarkan – atau menyorotnya di bilah alamat – daripada menampilkan URL lengkap.
Google juga berencana bereksperimen dengan fitur tersebut. Chrome 86, yang dijadwalkan dirilis pada Oktober mendatang, hanya akan menampilkan nama domain secara default dan URL lengkapnya saat pengguna mengarahkan kursor ke alamat tersebut. Atau, pengguna dapat mengklik kanan pada URL dan memilih “Selalu tampilkan URL lengkap” jika mereka tidak menyukai fitur baru tersebut. Dengan begitu, pengguna bisa mengamatinya dengan seksama.
Perlu diperhatikan bahwa pengguna Chrome akan dipilih secara acak untuk ambil bagian dalam eksperimen dan perangkat perusahaan tidak akan disertakan.
Namun, pengguna yang tidak disertakan dalam eksperimen tetapi masih ingin mencobanya dan memberikan masukan dapat menginstal versi Canary atau Dev dari Chrome dan mengaktifkan tanda tertentu di chrome: // flags.
“Tujuan kami adalah untuk memahami – melalui penggunaan dunia nyata – apakah menampilkan URL dengan cara ini membantu pengguna menyadari bahwa mereka mengunjungi situs web berbahaya, dan melindungi mereka dari serangan phishing dan rekayasa sosial,” kata Tim Keamanan Chrome.
(Cyberthreat/PARADE.ID)