Jakarta (parade.id)- Setelah lebih dari satu setengah tahun genosida Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza, gencatan senjata yang disepakati sejak Januari 2025 sempat menghadirkan sekeping harapan bagi Gaza yang porak poranda. Kesepakatan yang berlangsung dalam tiga tahapan ini seharusnya menjamin masuknya bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan rakyat Palestina dan mempersiapkan rekonstruksi kehidupan di Gaza.
Namun, Israel terbukti bernafsu melanjutkan perang dan genosidanya. Dengan munculnya wacana pengusiran warga Gaza, puncaknya terjadi pada Selasa dinihari, 18 Maret 2025, saat sahur, ketika Zionis Israel secara terbuka mengkhianati kesepakatan dengan membantai lebih dari 450 rakyat Gaza, dua pertiganya adalah perempuan dan anak-anak. Pengkhianatan ini didukung secara terbuka oleh Amerika Serikat.
Menyikapi tragedi ini, belasan ribu masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARIBP) menggelar aksi damai di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat. Para peserta aksi membawa atribut solidaritas Palestina dan menempel stiker foto Netanyahu dan Trump di bawah sepatu para peserta sebagai simbol penolakan terhadap kejahatan Israel.
Komite Pelaksana ARIBP Zaitun Rasmin menegaskan bahwa Israel dan Amerika Serikat adalah penjahat kemanusiaan besar yang harus bertanggung jawab atas kejahatan yang telah mereka lakukan.
“Dunia harus tahu bahwa Israel bukan hanya melanggar gencatan senjata, tetapi juga terus melakukan genosida dengan brutal. Amerika Serikat adalah sekutunya yang setia mendukung kejahatan ini. Jika dunia membiarkan ini terus terjadi, berarti kita semua berkontribusi dalam pembantaian rakyat Palestina,” ujar Zaitun, Jum’at (21/3/2025).
Dalam pernyataan yang disampaikan dalam aksi, ARIBP menuntut Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk segera menangkap Netanyahu dan semua pelaku genosida yang bertanggung jawab atas penderitaan rakyat Palestina. ARIBP juga mendesak para mediator gencatan senjata untuk menekan Israel agar menghentikan segala bentuk pelanggaran dan memastikan keselamatan rakyat Palestina yang tidak berdosa.
Pada aksi tersebut, ARIBP juga menyatakan mendukung upaya negara-negara Arab dan dunia Islam dalam mencegah pengusiran rakyat Gaza yang telah dirancang oleh Israel dan Amerika Serikat. Namun ARIBP juga mendesak agar bantuan militer dari negara-negara Arab dan dunia Islam harus segera dilaksanakan sebagai bentuk keseriusan dalam melindungi rakyat Palestina dari serangan brutal yang terus terjadi.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Sudarnoto Abdul Hakim selaku Ketua MUI dan Komite Pengarah ARIBP juga mendesak Kementerian Luar Negeri RI untuk menyampaikan respons keras kepada misi diplomatik Amerika Serikat di Indonesia sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan Presiden Donald Trump yang terus mendukung genosida terhadap rakyat Palestina.
Dalam aksi tersebut, ARIBP mengajak seluruh masyarakat Indonesia yang cinta damai dan anti penjajahan untuk terus menunjukkan solidaritas dengan berbagai cara, baik melalui doa, boikot produk yang mendukung Israel, dan kampanye media sosial #BersuaraSampaiMerdeka sebagai pernyataan tegas bahwa Gaza dan Palestina tidak berdiri sendirian.
Ditempat yang sama Ketua BKSAP DPR RI Mardani Ali Sera mengatkan, “Kami juga akan mendorong dibahasnya RUU Boikot, mohon dukungan masyarakat Indonesia,” jelas Mardani.
Diketahui, aksi damai ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh nasional yang memiliki komitmen tinggi terhadap perjuangan Palestina, di antaranya Prof. Sudarnoto Abdul Hakim selaku Ketua MUI, Habib Muhammad bin Husein Alatas dan Buya Husein dari FPI, Muhammad Husein Gaza, dan para tokoh masyarakat dan tokoh nasional lainnya.*