Makassar (PARADE.ID)- Unjuk rasa dari Aliansi Mahasiswa dan Rakyat Papua hari ini bentrok dengan aparat kepolisian. Puluhan orang dengan Pimpinan Marco terkait dengan Pro Kontra aksi unjuk rasa memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan dan Kedaulatan Bangsa West Papua ini terjadi siang tadi.
Kronologinya, ketika ada 50 orang dari Aliansi Mahasiswa dan Rakyat Papua berkumpul di dalam pintu gerbang UMI dalam rangka akan melaksanakan Aksi unjuk rasa di depan Kampus UMI memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan dan Kedaulatan Bangsa West Papua.
Mereka sempat menyatakan sikap, bahwa NKRI harus mengakui bahwa TPNPB/TPN-OPM dan Organisasi Militer lainnya adalah pejuang kemerdekaan Papua barat, bukan kelompok atau pelaku kriminal bersenjata seperti yang selalu diberitakan.
Mereka juga meminta agar segera tarik militer (TNI-Polri) organik dan non organik dari seluruh tanah air bangsa Papua Barat.
“Segera hentikan seluruh aktivitas eksploitasi sumber daya alam rakyat di Papua Barat oleh perusahaan2 Multi Nasional Vompany (MNC) milik negara-negara Imperialis, seperti : PT. Freeport, BP-LNG Tangguh, Medco, Corindo dan lain lain dari seluruh tanah Papua Barat,” demikian infonya.
Mereka juga memita agar disegerakan diberikan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi bangsa Papua Barat serta meminta dibebaskannya seluruh Tahanan Politik Papua tanpa syarat.
Keterangan polisi, bahwa dalam aksinya mahasiswa meneriakkan dan menyanyikan lagu Papua bukan merah putih serta membawa selebaran tuntutan dan kertas yang bergambar bendera Bintang Kejora. Dan aksi tersebut dikatakan tidak memiliki izin dari pihak kepolisian dan rektorat kampus.
Pihak kampus diwakili Andi Fajar (Kepala Biro Kemahahasiswaan) dan Kompol Ananda (Kasat Intel Polrestabes Makassar) berkordinasi dengan massa aksi unjuk rasa untuk dibubarkan dan dikembalikan ke tempat masing masing demi keamananan.
(Reza/PARADE.ID)