Jakarta (parade.id)- Pengamat politik Hendri Satrio mempertanyakan pihak tertentu yang terlihat dan terasa resah dengan kehadiran Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden (Bacapres). Padahal, menurutnya Anies sama dengan Bacapres lain yang belum memiliki tiket.
Hendri mempertanyakan itu, karena sebagai pengamat, menurutnya setiap komunikasi politik pasti ada maksud-maksud politik, apalagi yang mengenakan kaos adalah tokoh politik.
“Siapapun tokoh yang berkeliling akan menimbulkan reaksi politik. Situasi ini jadi rumit mungkin karena yang diajukan adalah Anies Rasyid Baswedan. Tapi kenapa harus resah? Bertiket aja belum, status Anies saat ini sama dengan Prabowo, Ganjar, Puan, Airlangga dan lainnya, Bacapres Wannabe. Apakah sudah ada “penglihatan” Anies berpotensi menang?” katanya, Senin (23/1/2023), lewat akun Twitter-nya.
Ia mengingatkan, bahwa bangsa ini sudah melihat ritual bergantinya pemimpin berulang kali. Dimana rakyat menyesuaikan ritual itu, menerima dan bersedia dipimpin hingga batas waktu yang ditentukan “alam” maupun undang-undang.
“Bila ada “penglihatan” pun apakah dilarang salah seorang “pilihan” rakyat menang?” tanyanya.
Hingga saat ini, menurut dia setiap pemimpin bangsa yang terpilih disambut sukacita dan setiap anak bangsa dipersilahkan untuk mempersiapkan diri menggantikan pemimpin yang akan berakhir melalui ritual resmi, yang diatur oleh undang-undang, 5 atau 10 tahun, 1 atau 2 periode sesuai UU.
Apa yang disampaikan oleh Hendri adalah bentuk respons atas kaos yang dikenakan oleh Anies ketika berada di Jawa Barat. Kaos itu bertuliskan: “ABDI NU NGIDER NAHA ANJEUN NU KEDER”. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, tulisan itu artinya “Saya yang Jalan-Jalan, Kenapa Anda yang Takut”.
(Rob/parade.id)