Senin, Mei 19, 2025
  • Info Iklan
Parade.id
  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya
Parade.id
Home Nasional

Berilmu = Takut pada Allah

redaksi by redaksi
2021-06-07
in Nasional, Pendidikan, Uncategorized
0
Berilmu = Takut pada Allah
0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta (PARADE.ID)- Tak heran para ulama sejak dulu tak bosan mengingatkan. Mengulang-ulang kembali terkait niat belajar atau motivasi menuntut ilmu

ORANG berilmu dan tidak berilmu itu berbeda. Keduanya tidak sama. Antara orang yang mengetahui dan tidak mengetahui. Itu sudah pasti. Secara ketetapan teori ataupun realitas dalam kehidupan sehari-hari.

Related posts

Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

2025-04-12
ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

2025-04-12

Orang yang tahu dan mengerti dianggap bisa mengerjakan sesuatu dengan baik dan benar. Sedangkan orang yang tidak tahu jika bekerja biasanya akan asal-asalan. Paling tidak hasil kerjanya kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Firman Allah: “Apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? Sesungguhnya hanya orang yang berakallah yang bisa mengambil pelajaran.” (QS. Az-Zumar [39]: 9). Dalam ayat lain, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama,” (QS. Al-Fathir [35]: 28).

Mukjizatnya, al-Qur’an menyebut perbedaan itu dengan uslub istifham inkari (redaksinya bertanya tapi sesungguhnya mengingkari). Apakah keduanya sama? Ya jelas tidak. Itu tak mungkin sama. Barangkali begitu nada dan kalimat ayat tersebut jika diterjemahkan kembali. Bagi orang beriman, sekadar berbeda rupanya belum cukup. Sebab masalahnya bukan asal tidak sama. Lalu selesai begitu saja.

Tapi bagaimana perbedaan itu sesungguhnya? Kalau sudah berilmu, apa setelahnya? Paling utama tentu saja mengembalikan segala sesuatu yang dipunyai manusia kepada iman. Termasuk ilmu. Patokan awal ilmu bermanfaat jika terkait dengan hidayah. Iman itu sumber kebahagiaan. Untuk itu, ilmu yang menjauhi hidayah hanyalah awal dari bencana. Ilmu tanpa hidayah berarti yang didapat bukan berkah dan merasa bahagia. Tapi bisa celaka yang berujung sengsara. Dunia dan Akhirat kelak.

Inilah pentingnya orientasi ilmu. Tak heran para ulama sejak dulu tak bosan mengingatkan. Mengulang-ulang kembali terkait niat belajar atau motivasi menuntut ilmu. Bahwa kewajiban yang digariskan dalam menuntut ilmu bukan sekadar tanpa tujuan. Perintah bersungguh-sungguh mencari ilmu tak lain beririsan dengan tujuan hidup itu sendiri. Sebab orientasi ilmu yang benar hakikatnya sama dengan kewajiban menghambakan diri kepada Sang Pencipta.

Dengan pemahaman di atas, maka orang berilmu seharusnya menjadi orang-orang yang paling takut ketika disebut nama Tuhannya.

Sebab, dengan ilmu yang dimiliki, mereka adalah kumpulan manusia yang paling paham hakikat hidup ini. Mereka dianggap sangat mengerti hukum-hukum agama dan kewajiban menegakkan syariat. Mereka juga berada di garda terdepan dalam urusan santun dan meninggikan adab ketika bermuamalah kepada sesama manusia. Serta banyak lagi manfaat positif dari ilmu tersebut.

Orang berilmu berarti punya keyakinan akan ke-MahaKuasa-an Allah Ta’ala. Imannya menjadi kuat. Ibadahnya lagi terjaga. Allah menjadi satu-satunya sandaran hidupnya. Bukan lagi bersandar kepada manusia atau ciptaan lainnya yang biasa dipertuhankan oleh manusia-manusia lalai dan tidak berilmu. Dengan bersandar keyakinan kepada-Nya, cara pandang orang berilmu niscaya ikut berubah. Jika orang-orang bekerja hanya untuk dunianya saja. Maka orang beriman mengejar nasibnya di akhirat melalui kehidupan dunianya saat ini.

Kisah tukang sihir di zaman Fir’aun layak jadi renungan sebagai penutup. Tatkala akalnya tercelup hidayah iman. Ilmu dan amalnya seketika berubah. Kalau dulu mereka adalah penyokong segala tindak tanduk dan ketetapan Fir’aun. Kini sikap itu berubah 180 derajat. Gagah ‎berani mereka mendeklarasikan keimanan di tengah lapangan terbuka. Tepat di hadapan wajah Fir’aun. Tanpa secuil rasa takut sedikitpun. Mereka sadar dan penuh yakin dengan ucapan tauhid tersebut.

Firman Allah, “Mereka berkata: Tidak masalah, sesungguhnya kepada Tuhan kamilah, kami akan kembali. ‎Sesungguhnya kami sudah sangat berharap Allah mengampuni dosa-dosa dan ‎kesalahan-kesalahan kami, dan kami betul-betul berharap menjadi orang-orang awal ‎beriman.” (QS. Asy-Syuara [26]: 50-51).

(Robi/hidayatullah/PARADE.ID)

Tags: #Berilmu#Jakarta#Religi
Previous Post

Meredam Wabah dengan Banyak Bersedekah

Next Post

Perbanyak Shalawat di Masa Wabah!

Next Post
Perbanyak Shalawat di Masa Wabah!

Perbanyak Shalawat di Masa Wabah!

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

2025-04-12
ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

ODGJ Meresahkan Masyarakat Diamankan Polsek Terbanggi Besar

2025-04-12
Hati Nurani JPU yang Tuntut HRS Enam Tahun Penjara Dipertanyakan

Evakuasi Warga Gaza Memuluskan Pembersihan Etnis

2025-04-11

Rutan Makassar Dinilai Rawan Bisnis Kejahatan karena Minim CCTV

2025-04-11
Ketua KPIPA: Gaza Butuh Bantuan Militer Indonesia’s Hentikan Genosida

Ketua KPIPA: Gaza Butuh Bantuan Militer Indonesia’s Hentikan Genosida

2025-04-11
Ketua PP Bicara soal Kepemimpinan Muhammadiyah Masa Depan

MUI Mempertanyakan Sikap Presiden Prabowo yang Berencana Mengevakuasi Warga Gaza

2025-04-10

Twitter

Facebook

Instagram

@paradeid

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Berita Populer

  • Netty Aher Angkat Suara soal Meningkatnya Kasus Diabetes pada Anak

    Evaluasi Seluruh Sistem Pengawasan Internal di RSHS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indonesia Negara Muslim Terbesar di Dunia Harus Jadi Garda Terdepan Memerangi Islamofobia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lima Tempat yang Wajib Dikunjungi di Ciwidey Bandung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Evakuasi Warga Gaza Memuluskan Pembersihan Etnis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wahdah Islamiyah Audiensi dengan Kementerian ATR/BPN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tagar

#Anies #ASPEKIndonesia #Buruh #China #Cianjur #Covid19 #Covid_19 #Demokrat #Ekonomi #Hukum #Indonesia #Internasional #Jakarta #Jokowi #Keamanan #Kesehatan #Kolom #KPK #KSPI #Muhammadiyah #MUI #Nasional #Olahraga #Opini #Palestina #Pariwisata #PartaiBuruh #PDIP #Pendidikan #Pertahanan #Pilkada #PKS #Polri #Prabowo #Presiden #Rusia #RUUHIP #Siber #Sosbud #Sosial #Teknologi #TNI #Vaksin dpr politik

Arsip Berita

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kontak
Email: redaksi@parade.id

© 2020 parade.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum
  • Pertahanan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Opini
  • Profil
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Internasional
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Sosial dan Budaya

© 2020 parade.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In