Jakarta (PARADE.ID)- Direktur Eksekutif Dewan Pimpinan Nasional Lembaga Kajian dan Peduli Hukum Indonesia (DPN LKPHI), Ismail Marasabessy memberi tanggapan soal rencana aksi besar oleh kelompok mahasiswa, seperti BEM SI di istana Negara. Aksi yang rencananya akan digelar pada tanggal 11 April 2022 ini membawa beberapa isu atau tuntutan, di antaranya menolak penundaan Pemilu 2024 dan menolak perpanjangan masa jabatan Presiden.
“Isu demonstrasi secara besar-besaran yang terkesan provokatif dan ingin memecah belah persatuan serta kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata dia, dalam keterangan medianya, Rabu (6/4/2022).
Secara pribadi ia mengajak teman-teman mahasiswa agar tidak terlalu jauh tergiring dengan isu-isu provokatif tersebut, apalagi dibulan suci Ramadan ini, di mana kita mesti lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hormati bulan suci ini dengan kegiatan yang bernilai ibadah.
“Bulan puasa adalah salah satu bulan yang sangat penuh akan pahala. Bulan suci Ramadan adalah bulan yang penuh berkah dan magfirah maka seharusnya kita semua melewatinya dengan cara menjalankan amalan-amalan kebaikan, memperkuat silaturahmi, menahan segala sesuatu yang berkaitan dengan hawa nafsu, dan memperbanyak Ibadah.”
Hemat dia alangkah baiknya kita selaku mahasisa sebaiknya fokus pada isu-isu kemanusiaan dan kepentingan rakyat banyak, karena dikhawatirkan jika terlalu jauh masuk ke dalam ranah politik maka sudah pasti setiap aksinya akan ditunggangi oleh kelompok yang berkepentingan untuk memecah belah bangsa ini dan ingin melakukan gerakan inkonstitusional.
Selain itu, secara pribadi dan mengklaim seluruh DPN LKPHI mengajak mahasiswa dan masyarakat agar tidak terprovokasi dengan isu-isu hoax yang diberitakan. Ia mengajak kita agar fokus saja beribadah.
Sebab menurut dia, sekarang banyak pemberitaan kurang berkualitas dan tidak mendidik serta proses penyampaian berita atau pesan ke masyarakat terkesan asal-asalan dan tidak selektif, karena banyak pemberitaan yang disampaikan bermuatan bohong atau hoax.
Bahkan ia menuding, ada kelompok kecil yang diduga sengaja memainkan isu ini untuk membuat gaduh dan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Kelompok ini, kata dia, tidak senang dengan Presiden sehingga mereka ingin mengacaukan stabilitas keamanan dan politik di NKRI serta ingin mejatuhkan/meruntuhkan atau menggulingkan pemerintahan yang sah.
Dan menurut dia hal tersebut merupakan provokator dan tindakan kejatan hukum, dalam hal ini adalah makar.
“Dan saya sangat berharap kepada pihak keamanan, dalam hal ini Polri agar membongkar dalang provokator, dengan menindak tegas penyebar hoax serta menindak para perusuh bangsa,” pinta Mantan Presiden Mahasiswa Jayabaya Jakarta itu.
(Verry/PARADE.ID)