Kamis, September 28, 2023
  • Info Iklan
Parade.id
  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Pertahanan
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Sosial dan Budaya
  • Internasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Pariwisata
  • Profil
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
Parade.id
Home Nasional Ekonomi

‘Duet’ Virus Corona-IMF Bikin Cemas, Harga Minyak Tertekan

redaksi by redaksi
2020-06-29
in Ekonomi, Nasional
0
‘Duet’ Virus Corona-IMF Bikin Cemas, Harga Minyak Tertekan
0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta (PARADE.ID)- Harga minyak mentah dunia mencatat pelemahan di pekan ini, menghentikan laju kenaikan impresif sejak akhir April lalu. Adanya risiko penyebaran pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) gelombang kedua serta Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) yang sekali lagi memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global, membuat harga minyak mentah tertekan.

Berdasarkan data Refinitiv, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) melemah 3,17% di pekan ini ke US$ 38,49/barel, sementara jenis Brent minus 2,77% ke US$ 41,02/barel.

Related posts

15 Rekomendasi MUI terkait Kasus Rempang

2023-09-28
Ketum SBSI 92 Ajak Rakyat Indonesia Bergandengan Tangan Cabut UU Cipta Kerja

Ada Lima Elemen yang Dipanggil MK terkait Putusan Gugatan Cipta Kerja, SBSI 92 Berharap Ini

2023-09-27

Kedua jenis minyak mentah tersebut merosot tajam pada pertengahan April lalu, minyak WTI bahkan sempat menyentuh harga minus US$ 40,32/barel pada 20 April lalu, dan Brent US$ 20,37/barel pada yang merupakan level terendah sejak Februari 2002.

Pandemi Covid-19 yang membuat perekonomian global menuju jurang resesi membuat permintaan minyak mentak mentah menurun, di sisi lain produksi masih tetap. Alhasil terjadi oversupply yang membuat harga minyak ambrol.

Guna mengangkat harga minyak mentah, OPEC, Rusia dan beberapa negara lainnya, melakukan pemangkasan produksi sejak bulan Mei lalu sebesar 9,7 juta barel per hari, dan 10,7 juta barel per hari di bulan ini. Rekor pemangkasan produksi tersebut akan diperpanjang hingga bulan Juli mendatang. Alhasil harga minyak mentah pun melesat naik.

Tetapi, kini muncul risiko serangan virus corona gelombang kedua. mulai dari Asia, Eropa, hingga ke Amerika Serikat. Ibu kota China, Beijing, menjadi perhatian dalam beberapa pekan terakhir akibat peningkatan kasus Covid-19. Korea Selatan juga mengalami hal yang sama, tetapi sebelum semakin meluas berhasil diredam kembali.

Australia juga mengalami hal serupa, khususnya di negara bagian Victoria. Dampaknya Pemerintah Negara Bagian Victoria memperpanjang masa tanggap darurat sampai 19 Juli. Satu rumah tangga maksimal hanya boleh menampung lima orang dan pertemuan di luar ruangan dibatasi paling banyak 10 orang. Padahal sebelumnya pemerintah telah memberi kelonggaran dengan memperbolehkan 20 orang berkumpul di luar ruangan.

Beralih ke Eropa, Jerman kembali menerapkan kebijakan lockdown di wilayah Guetersloh dan Warendorf di Jerman barat. Lockdown akan dilakukan setidaknya hingga 30 Juni.

Yang paling menjadi sorotan adalah Amerika Serikat. Negeri Paman Sam sepanjang pekan ini beberapa kali melaporkan rekor penambahan kasus harian tertinggi.

Berdasarkan data Worldometers, pada Jumat (26/6/2020) kasus baru Covid-19 bertambah sebanyak 40.685 kasus, sehingga total kasus di Negeri Paman Sam nyaris 2,6 juta orang.

Akibatnya, negara bagian Texas dan Florida yang mencatat kasus terbanyak harus menghentikan pelonggaran lockdown.

Serangan Covid-19 gelombang kedua tersebut tentunya dapat memperburuk laju pemulihan ekonomi global saat ini, dan tentunya membuat outlook permintaan minyak mentah kembali suram.

Hal itu diperburuk dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi terbaru dari IMF yang berjudul A Crisis Like No Other, An Uncertain Recovery.

“Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang negatif pada paruh pertama 2020 daripada yang diperkirakan,” tulis lembaga itu, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (25/6/2020).

Di negara dengan tingkat penularan Covid-19 dengan tren menurun, pemulihan ekonomi masih akan lambat karena aturan social distancing yang diberlakukan, dan akan berpengaruh hingga semester II-2020.
Sementara di negara yang masih berjuang menghadapi pandemi, lockdwon akan terjadi lebih lama, sehingga pemulihan ekonomi pun akan memerlukan waktu yang lebih lama.

Nyaris semua negara, dari negara maju hingga negara berkembang diramal akan mengalami kontraksi ekonomi. Secara umum, perekonomian negara maju akan minus 8%.Dalam rilis tersebut, IMF memprediksi perekonomian global di tahun ini akan berkontraksi atau minus 4,9% lebih dalam ketimbang proyeksi yang diberikan pada bulan April lalu minus 3%.

Amerika Serikat (AS), negara dengan nilai ekonomi terbesar di dunia diprediksi mengalami kontraksi 8%, kemudian ekonomi zona euro -10,2%. Jepang, negara dengan nilai ekonomi terbesar ketiga di dunia diprediksi -5,8%.

Sementara itu, dari negara berkembang secara umum diramal minus 3%, tetapi perekonomian China diprediksi masih bisa tumbuh 1%.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan semakin dalam, maka outlook permintaan minyak mentah tentunya semakin suram. Minyak mentah pun tertekan.

(cnbcindonesia/PARADE.ID)

Tags: #Covid19#Ekonomi#IMF#Nasional
Previous Post

Rupiah Dihajar Mata Uang Dunia, Mulai ‘Dibuang’ Investor?

Next Post

KNPI: Rangkap Jabatan di BUMN Bikin Pejabat Dapat Gaji Dobel

Next Post
KNPI: Rangkap Jabatan di BUMN Bikin Pejabat Dapat Gaji Dobel

KNPI: Rangkap Jabatan di BUMN Bikin Pejabat Dapat Gaji Dobel

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

15 Rekomendasi MUI terkait Kasus Rempang

2023-09-28
Ketum SBSI 92 Ajak Rakyat Indonesia Bergandengan Tangan Cabut UU Cipta Kerja

Ada Lima Elemen yang Dipanggil MK terkait Putusan Gugatan Cipta Kerja, SBSI 92 Berharap Ini

2023-09-27
Aksi Buruh SPN Hari Ini: Menuntut Pemerintah Melaksanakan JS3H

Tidak Ada Alasan bagi Buruh untuk Tidak Mengikuti Aksi Jelang Putusan MK

2023-09-27
Aksi AASB pada Tanggal 30 September Kawal Putusan MK terkait UU Cipta Kerja

Aksi AASB pada Tanggal 30 September Kawal Putusan MK terkait UU Cipta Kerja

2023-09-27
Buruh Wanita FKUI Ditarik Oknum Kuasa Hukum Perusahaan saat Aksi Unjuk Rasa

Buruh Wanita FKUI Ditarik Oknum Kuasa Hukum Perusahaan saat Aksi Unjuk Rasa

2023-09-27
Aksi Partai Buruh Tanggal 2 Oktober di MK Hanya Awalan

Aksi Partai Buruh Tanggal 2 Oktober di MK Hanya Awalan

2023-09-27

Twitter

Facebook

Instagram

@paradeid

Berita Populer

  • Pengalaman: Jalan Panjang Menjadi Pegawai KPK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penanggung Jawab Aksi Nasional Partai Buruh Sebut Kinerja Bulog Sangat Buruk

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aktivis HMI Menilai Proyek di Rempang sebagai Urgensi daripada Investasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Buruh Wanita FKUI Ditarik Oknum Kuasa Hukum Perusahaan saat Aksi Unjuk Rasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 15 Rekomendasi MUI terkait Kasus Rempang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tagar

#Amerika #ASPEKIndonesia #Buruh #China #Cianjur #Ciptaker #Covid19 #Covid_19 #Demokrat #Ekonomi #Hukum #Indonesia #Internasional #Jakarta #Jokowi #Keamanan #Kesehatan #Kolom #KPK #KSPI #Makassar #Muhammadiyah #MUI #Nasional #Olahraga #Opini #Pariwisata #PartaiBuruh #PDIP #Pendidikan #Pertahanan #Pilkada #PKS #Polri #Presiden #Rusia #RUUHIP #Siber #Sosbud #Sosial #Teknologi #TNI #Vaksin dpr politik

Arsip Berita

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kontak
Email: redaksi@parade.id

© 2020-2023 parade.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Pertahanan
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Sosial dan Budaya
  • Internasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Pariwisata
  • Profil
  • Teknologi
  • Gaya Hidup

© 2020-2023 parade.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In